Raised by Wolves Singgung Agama dan Sains Tak Bisa Satu

Spotlight

Raised by Wolves Singgung Agama dan Sains Tak Bisa Satu

Devy Octaviany - detikHot
Minggu, 06 Sep 2020 10:45 WIB
Raised by Wolves
Foto: (dok.imdb.)
Jakarta -

Raised by Wolves menampilkan isu tak hanya tentang serial fiksi ilmiah tentang dunia di ujung zaman. Serial ini memuat kegelisahan tentang banyak hal.

Dari soal eksistensi manusia hingga tema agama dan ilmu pengetahuan yang sejak lama dinilai tak sejalan.

Raised by Wolves bercerita tentang dua android yang diberi tugas untuk membesarkan anak manusia di sebuah planet baru. Namun kehadiran kelompok agamis membawa konflik bagi mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memaknai bagaimana tema agama dan sains menjadi pertentangan dalam cerita juga dikomentari salah satu aktornya, Abubakar Salim.

Bintang serial televisi asal Inggris ini menyebut plot tersebut akan memancing diskusi bagi banyak orang.

ADVERTISEMENT

"Ketimbang kita membandingkan keduanya, saya lebih menyukai gagasan bagaimana serial ini menampilkan keyakinan atau kepercayaan yang tumbuh di diri manusia," ujarnya.

Raised by WolvesRaised by Wolves Foto: (dok.imdb.)

"Campion (anak kecil yang diasuh android) dicekoki oleh berbagai hal tentang unsur ateis dan seperti dicuci otaknya tentang bagaimana jahatnya dampak dari agama. Di saat yang bersamaan, kita juga menyaksikan agama juga seringkali menjadi pangkal dari kehancuran dan perpecahan," ucap sang aktor.

Konteks yang dapat memancing kontroversi ini juga ditanggapi oleh lawan main Abubakar Salim, yakni Amanda Collin yang berperan sebagai Mother, ibu android.

Terlepas dari dua tema besar tentang agama dan sains, sang aktris menyebut, serial ini mewakili kegelisahan dan membuka pandangan tentang fanatisme yang bisa berujung pada penghakiman tak berdasar.

"Aku rasa bukan hanya soal agama, tapi juga mempercayai sesuatu dengan terlalu juga dapat membahayakan," urainya.

Naskah Raised by Wolves yang ditulis Aaron Guzikowski ini disebut Abubakar Salim seperti menempatkan agama dan sains dalam dua sisi mata uang.

"Inilah yang membuat kisah ini brilian. Kisahnya tak menyajikan layaknya 'agama adalah hal yang buruk' atau 'ateis itu buruk'. Kisah ini lebih kepada bagaimana kita memahami dua hal ini lebih dalam," tuturnya.




(doc/dal)

Hide Ads