'Star Wars': dari Kritik Perang Vietnam hingga Opera Keluarga Skywalker

'Star Wars': dari Kritik Perang Vietnam hingga Opera Keluarga Skywalker

Dyah Paramita Saraswati - detikHot
Minggu, 22 Des 2019 19:16 WIB
1.

'Star Wars': dari Kritik Perang Vietnam hingga Opera Keluarga Skywalker

Star Wars: dari Kritik Perang Vietnam hingga Opera Keluarga Skywalker
Foto: IMDB
Jakarta - 'Star Wars' menjadi salah satu kisah fiksi ilmiah paling ikonik dan paling populer di sepanjang sejarah budaya pop. Cerita dari 'Star Wars' ditulis oleh George Lucas.

Pada mulanya, inti dari cerita tersebut adalah bagaimana sekelompok pemberontak berjuang melawan pemerintah pusat yang korup dan tirani.

Maka pada masanya, 'Star Wars' menjadi kritik terhadap Presiden Richard Nixon perang Vietnam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu sebenarnya tentang Perang Vietnam dan tentang periode ketika Nixon ingin mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua," ujar George Lucas pada Chicago Tribune dikutip dari Time.

"Hal itu membuatku berpikir, bagaimana demokrasi bisa berubah menjadi sangat amat diktator," sambungnya.

'Star Wars': dari Kritik Perang Vietnam hingga Opera Keluarga SkywalkerFoto: Jesse Grant/Getty Images for Disney


Pada 1973 ketika awal Lucas merencanakan membuat 'Star Wars', ia telah lebih dulu mencatatkan pada pihak mana dirinya berdiri.



Ia menggambarkan 'Star Wars' sebagai peperangan antar kerajaan dengan teknologi perang yang canggih menyerang sekelompok pemberontak yang memperjuangkan kemerdekaan mereka.

Dilansir NY Post, sebelum membuat 'Star Wars', Lucas awalnya ingin menggarap 'Apocalypse Now' akan tetapi proyek itu kemudian disutradarai oleh Francis Ford Coppola.

Pada 1977, 'Star Wars Episode IV: A New Hope' dirilis. Uniknya, Lucas memilih lebih dulu merilis film ke-4 dari 'Star Wars'.

Film dimulai dengan Putri Leia, pemimpin prajurit dari Rebel Alliance yang ditangkap oleh Darth Vader. Namun sebelum ditangkap, ia telah lebih dulu memasukkan blueprint rancangan dan rekaman hologram ke dalam memori droid R2-D2.

Memori itu belakangan diketahui sebagai harapan baru (a new hope) lewat film 'Rogue One: A Star Wars Story' (2016).

Berturut-turut film itu dibuat menjadi trilogi, 'Episode IV', 'Episode V' dan 'Episode VI'.
Tiga episode dalam trilogi itu menggambarkan perang saudara antara Leia, Han Solo dan Luke Skywalker melawan Darth Vader atau Anakin Skywalker yang sebenarnya adalah ayah dari Luke dan Leia.

Barulah pada 1999, 'Star Wars Episode I: The Phantom Menace' dirilis sebagai pembuka dari trilogi prekuel 'Star Wars'.

Dalam trilogi keduanya, masa lalu Anakin Skywalker terungkap. Dikisahkan bagaimana Anakin Skywalker awalnya menjalani pelatihan sebagai jedi hingga akhirnya terjatuh ke sisi gelap (dark side).

Meski berkisah tentang peperangan dan ditulis sebagai kritik, namun 'Star Wars' juga kuat dengan sisi drama. Cerita 'Star Wars' juga tidak ubahnya merupakan drama keluarga Skywalker.



'Star Wars' juga bisa dibaca sebagai kritik dari konsepsi keluarga kandung. Bagaimana hubungan darah tidak selalu menentukan siapa diri kita.

Misalnya Anakin Skywalker atau Darth Vader yang justru merupakan ayah dari Luke (ksatria jedi) dan Leia (pemimpin pemberontakan) yang berperang melawan dirinya.

Setelah waralaba 'Star Wars' dibeli oleh Disney, kisah opera sabun keluarga Skywalker dilanjutkan lewat trilogi ketiga yang dibuka oleh 'Star Wars VII: The Force Awakens'.

Dalam film itu, Han Solo mati terbunuh oleh Kylo Ren yang jati diri aslinya adalah Ben Solo, anak dari Han Solo dan Leia.

Akan tetapi Kylo Ren justru berada di sisi gelap (dark side) dan menjadi pemimpin First Order.

Hal itu juga disampaikan dengan kental dalam film terbarunya, 'Star Wars Episode IX: The Rise of Skywalker'. Pada ceritanya, rahasia mengenai asal usul Rey terungkap.

Hide Ads