Sejak awal rencana penggarapan film, bukan rumah produksi Falcon Pictures yang bakal mengadaptasinya. Putri Pram, Astuti Ananta Toer, menceritakan awal rencana penggarapan film sepulang ayahnya dari Pulau Buru pada 1979 silam.
Bermula dari sutradara Oliver Stone yang menawarkan 'Bumi Manusia' untuk diadaptasi ke film. Kemudian, ada Bola Dunia dan Elang Praksasa yang 'melamar'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Mempopulerkan Kembali Pramoedya Ananta Toer |
![]() |
Bersama Elang Prakasa pun tak ada kepastian. Akhirnya Falcon Pictures maju bertemu dengan keluarga Pram dan obrolan pun terjadi.
Menurut Astuti, awalnya dia tidak tahu siapa Falcon Pictures tapi setelah mencari tahu, pihak keluarga merasa klik.
"Akhirnya berbicara panjang lebar dan penandatanganan kontrak di tahun 2014," terang Astuti.
Ketika mengobrol dengan Falcon Pictures, Astuti mengatakan hanya rumah produksi 'Warkop DKI' itu yang tidak membicarakan tentang untung rugi. "Mereka datang kepada saya, hanya membicarakan bagaimana buku-buku Pram bisa masuk ke sekolah-sekolah," lanjutnya.
"Tidak pernah berbicara tentang untung rugi, hanya tentang kebesaran Pram. Akhirnya oke lah," ungkap Astuti.
Ketika muncul kontroversi sebelum proses syuting berlangsung, keluarga pun memberikan kepercayaan kepada rumah produksi.
"Kita percaya dan yakin Falcon Pictures akan memilih tim dan orang-orang terbaiknya. Pro kontra memang tidak bisa diatur, itu kebebasan berpendapat buat mereka," pungkasnya.
(tia/dar)