Pria kelahiran Jepang pada 1958 silam ini tinggal dan bekerja di New York. Dia kerap membuat lukisan lanskap berskala besar dan monumentar. Gaya nihonga yang melejitkan namanya dikenal sebagai teknik dari lukisan Jepang yang berusia ribuan tahun.
Senju kerap menggunakan pigmen warna alami yang terbuat dari tanah, cangkang, karang, lalu mengikatnya dengan lem. Gambar air terjunnya dipuji kritikus seni.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Obyeknya menampilkan tebing yang bergerigi seakan melayang dan berada di antara figurasi dan abstraksi. Menurutnya, bahan-bahan alami dan teknik tradisional tersebut yang telah membuatnya jatuh cinta.
![]() |
"Sebagai seorang seniman, perhatian saya adalah untuk berkomunikasi dengan alam. Karya seni saya bukan bergaya Jepang atau Eropa tapi sebagai ekspresi dari seorang manusia," tuturnya dilansir dari berbagai sumber.
Dia pun menambahkan, "Itulah keajaiban dari kelahiran bumi ini. Saya pun tidak memikirkan diri saya sebagai seorang pelukis Jepang yang khusus memakai teknik nihonga atau sebagai seniman Asia saja."
Dia pun menjadi seniman Asia pertama yang menerrima Penghargaan Honorable Mention di pameran dua tahunan Venice Biennale (1995). Serta berpartisipasi di pameran seluruh dunia termasuk The Beauty Project di Museum Seni Kontemporer London pada 1996, The New Way of Tea yang dikuratori oleh Alexandra Munroe di New York pada 2002.
Senju pun menyelesaikan 77 mural di Annex of Daitokuji-Jyukoin sebuah kuil Buddha Zen yang terkenal di Jepang. Baru-baru ini, dia menyelesaikan salah satu karya instalasi terbesarnya di Situs Seni Benesse Pulau Naoshima yang dirancang oleh Tadao Ando.
(tia/doc)