Film 'The Seen and Unseen' karya Kamila Andini menjadi salah satu film Indonesia yang berhasil berjaya di mancanegara. Berkisah tentang sepasang saudara kembar laki-laki dan perempuan, yang disebut sebagai kembar buncing, Tantra (Ida Bagus Putu Radithya Mahijasena) dan Tantri (Ni Kadek Thaly Titi Kasih), film tersebut mengambil Bali sebagai latarnya.
Alkisah Tantra mengalami koma karena tumor di kepalanya. Sebagai seorang saudara kembar yang begitu akrab, Tantri merindukan sosok abangnya tersebut. Setiap malam, di antara alam sadar dan tak sadar, nyata dan tak nyata, dalam mimpinya, Tantri bermain bersama Tantra seakan-akan saudaranya itu tidak pernah jatuh koma.
Seperti judulnya, film tersebut mempersoalkan konsep spiritualisme tentang dualitas antara yang terlihat (sekala) dan yang terlihat (niskala). Mengapa tokoh anak kembar dipilih untuk diangkat dalam film, karena di Indonesia, sepasang kembaran dipercaya memiliki ikatan batin satu sama lain.
Dalam sebuah wawancara dengan detikHOT, produser dari film 'The Seen and Unseen', Gita Fara, menyebutkan, ia tertarik mengangkat hal-hal spiritual tersebut karena menurutnya mayoritas masyarakat Indonesia masih percaya akan adanya kehidupan lain yang tidak terlihat, di luar segala sesuatu yang kasat mata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam film ini, penyanyi dan aktris asal Bali, Ayu Laksmi, turut berperan sebagai Ibu dari Tantri dan Tantra. Menurutnya, mitos mengenai kembar buncing memang telah sekian lama menjadi hal yang dipercaya oleh masyarakat Bali.
Meski ia juga menyebutkan, secara ilmiah, keberadaan kembar buncing lazim terjadi.
Gita Fara menyebutkan, pembuatan film tersebut sendiri memakan waktu lima tahun lamanya. Yakni sejak 2011. Waktu sepanjang itu termasuk pembangunan ide cerita, riset, proses syuting, hingga residensi di Cannes yang dilakukan oleh Kamila Andini.
Ia pun menyebutkan dirinya juga berkeliling ke berbagai project market untuk memperoleh pendanaan guna menggarap proyek ini. Simak penuturan selanjutnya di Spotlight!