Namun dipilihnya 'Turah' menuju ajang Oscar bukanlah tanpa pertimbangan. Christine Hakim yang merupakan bagian dari komite seleksi PPFI menerangkan, panitia telah berembuk melakukan penyeleksian dengan menyaring 130 film Indonesia sebelum akhirnya sepakat memilih satu film untuk bersaing di seleksi nominasi Oscar.
"Kami menyadari karakteristik setiap festival. Untuk yang kali ini juga begitu. Jadi dari 130 film Indonesia, kami saring lagi hingga akhirnya terpilihlah 'Turah'," ujar aktris 60 tahun tersebut saat dihubungi detikHOT belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bercerita tentang kehidupan di Kampung Tirang, Tegal, ada banyak isu yang dipertanyakan oleh 'Turah'. Film ini bukan hanya menantang makna 'merdeka', namun juga mengangkat isu kemanusiaan dan perburuhan.
Bagi sang sutradara, pencapaian 'Turah' bisa melaju ke Oscar membawa kesan tersendiri. Selama ini, ia tak pernah menargetkan film yang ia garap dapat mencapai ajang penghargaan apapun bahkan mampir ke Oscar.
"Dulu saya hanya ingin bikin film aja. Nggak ada pretensi apapun, saya membawa cerita ini juga karena keadaan kampung Tirang yang ternyata jaraknya nggak begitu jauh dari tempat tinggal saya," ujar Wicaksono Wisnu Legowo, sang sutradara.
Perjalanan 'Turah' menuju Oscar masih cukup panjang. Setidaknya ada 11 film dari negara lain di kawasan Asia yang ikut serta dalam kompetisi.
Dari Singapura ada 'Pop Aye' yang membawa cerita tentang seorang pria yang berusaha menemukan jalan hidupnya bersama seekor gajah yang ia temukan saat berjalan-jalan di Bangkok. Kamboja juga membawa kisah seorang bocah perempuan yang berusaha bertahan dari kekacauan rezim Khmer Merah.
Film tersebut disutradarai Angelina Jolie. Namun, di mata Christine Hakim, hadirnya 'Turah' di ajang seleksi Oscar bukan semata-mata soal untuk kemenangan.
Ada hal-hal lain yang membuat film ini layak dihadirkan di panggung besar sekelas Oscar. Simak artikel selanjutnya di Spotlight hari ini!
(doc/tia)