'Critical Eleven' Bikin Reza Rahadian Berdamai dengan Kegelapan

Jakarta - Reza Rahadian mempunyai kesan tersendiri saat diminta untuk berakting di film 'Critical Eleven' yang diadaptasi dari novel karya Ika Natassa. Reza Rahadian mengungkapkan bahwa dirinya begitu menyukai cerita dan karakter Ale, sehingga memutuskan untuk tidak menolak tawaran tersebut.

Dengan wajah yang ekspresif, Reza Rahadian mencurahkan keterlibatan dirinya di film yang mempertemukannya kembali dengan Adinia Wirasti. Sebagai seorang aktor, Reza Rahadian tentunya ingin dapat menyampaikan pesan lewat karakter yang ia mainkan, bukan hanya sebuah tantangan saja.

Reza Rahadian dan Adinia Wirasti saat pemotretan celeb of the month Foto: Asep Syaifullah

"Kalau nggak, nggak mungkin gue ambil, definitely, i love. It's not just gue suka, tapi sangat cinta dengan cerita dan karakter, why? Karena saya selalu percaya bahwa setiap film, setiap karakter yang saya cari itu adalah, apa sih yang bisa disampaikan dari karakter ini?," ujarnya belum lama ini kepada detikHOT.

"Relasi antara karakter dan saya itu ada nggak sih?, jadi itu it's not about the challenge or challenging role yang saya butuhkan tapi saya mau berekspresi di medium yaitu film dengan kejujuran. Kalau saya bisa jujur dalam sebuah sebuah film itu saya suka banget 'Critical Eleven' memberikan sebuah kesempatan kepada saya untuk sejujur mungkin jadi saya merasa i can guarantee 100 percent you would feel even you not watching scene or his acting whatever it is, it's real itu yang paling penting," tambahnya.

Lewat film 'Critical Eleven' yang disutradari oleh Monty Tiwa dan Robert Ronny, Reza Rahadian tentunya akan memainkan adegan demi adegan dengan alur cerita yang akan membuat terenyuh penonton.

Reza Rahadian dan Adinia Wirasti saat pemotretan celeb of the month Foto: Asep Syaifullah

"Bagaimana yang bisa disampaikan oleh film 'Critical Eleven' adalah bagaimana kamu bernapas dengan dingin dan mengatasi atau berdiskusi, berdamai dengan keadaan atau kegelapan yang sedang kita alami dalam sebuah relationship," jelasnya.

"Dalam kesendirian kita sebagai individual itu bagaimana sih, dan tentunya kita akan membicarakan soal cerita cinta, pertemuan dua orang yang ketemu nggak sengaja di sebuah pesawat, apa sih 8 menit pertama dan 3 menit terakhir pertemuan. 'Critical Eleven' itu adalah term yang digunakan dalam istilah penerbangan jadi yang diadaptasi, jadi satu atas dasar cerita ini, apa rasanya orang baru kenal 8 menit pertama kenal dan tiga menit setelah itu," pungkasnya. (mah/nu2)