Jika ditelisik, karya Robi lebih ke arah surealis dan lebih imajinatif. Ketika mengobrol kepada detikHOT, gaya ditorehkannya memang karena dia menyukai karya Mark Ryden dan Marion Peck.
"Saya menyukai karya Mark Ryden dan Marion, selain sureal atau imajinatif juga membuat orang-orang penasaran. Karena Mark Ryden menggambarkan banyak simbol-simbol di setiap karyanya. Bahkan menimbulkan multi-interpretasi bagi penikmatnya," katanya belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, lanjut dia, karya Mark Ryden kerap menampilkan suasana sendu, suram, atau misterius tapi tetap "renyah" dinikmati. "Dari situlah saya menjadi terinspirasi oleh beberapa karya Mark Ryden. Walaupun saat ini saya sudah meninggalkan bayang-bayang Mark Ryden," tutur Robi.
Saat ini dia pun sudah berhasil keluar dari pengaruh Mark maupun Marion. Secara visual maupun gagasan juga sudah berbeda saat ini.
"Kalau secara gagasan pun saya lebih banyak terinspirasi dari pengalaman yang dekat dengan diri saya sendiri," pungkasnya.
Dalam setiap karyanya, Robi selalu menyelipkan karakter "alter ego". Seniman kelahiran 31 Oktober 1990 ini menyebut simbol tersebut dengan nama "kincy" yang kerap sengaja dihadirkan dalam lukisan-lukisan pop surealis ciptaannya. Kincy digambarkan sebagai sosok yang lembut, sendu, terkesan dramatik, dan menyelipkan sentuhan macabre. Namun kincy terkadang memiliki makna tersembunyi yang mengundang tanya bagi penikmat seni.
Bagaimana kelanjutan kiprah Roby di seni rupa? Simak artikel berikutnya!
(tia/mmu)