Pria yang meraih penghargaan juara pertama di kompetisi seni Bazaar Art Award 2011 ini menceritakan awal residensinya di Negeri Ginseng tersebut. Di tahun 2015, pria yang tergabung di Ruang Gerilya membuka program residensi untuk seniman asing. Seniman asal Jepang, Mari Takemoto yang residensi di Ruang Gerilya dan berhasil mendatangkan tamu-tamu mancanegara, mulai dari Singapura, Belanda, dan juga Korea Selatan.
"Kebetulan, yang datang dari Korea ini ternyata seorang direktur sebuah Museum, yakni Jeonbuk Museum of Art (JMA). Saat itu ia terkesan dengan program kita, dan menawarkan kerja sama untuk exchange. Tanpa ba-bi-bu kita terima," cerita Patriot.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akhirnya terjalinlah kesepakatan bahwa mereka akan saling mengirimkan seniman untuk program residensi. Ada dua seniman Korea di Bandung yang akan melakukan residensi. Begitu pun sebaliknya. Sebelum Patriot bertandang ke Korea, Irfan Hendrian terlebih dahulu residensi dari April sampai Juni 2016 lalu.
![]() |
"Saya sendiri mengikuti programnya dari November sampai Desember 2016 lalu," lanjut Patriot.
Di Korea, Patriot tinggal di kota Jeonju, provinsi Jeollabuk-do. Sepanjang residensinya, dia mengunjungi beberapa galeri, menghadiri pembukaan pameran, dan mengobrol bersama seniman, serta mahasiswa/i jurusan seni. Kota kecil yang ditinggalinya terbilang unik.
"Jeonju ini bukan Seoul, dan bukan Gwangju yang memang terkenal dengan perkembangan seni rupanya. Yang saya dengar, memang JMA ini sedang aktif mengembangkan seni agar wilayah sekitar sini dapat menjadi pusat perkembangan seni yang mapan agar bisa bersaing dengan kota-kota lainnya. Hebatnya lagi JMA itu milik pemerintah provinsi," ceritanya.
Berbagai cerita dan berbagi pengalaman dirasakan oleh Patriot selama residensi. Termasuk, suka duka menjadi seorang seniman yang menurut Patriot sama halnya dengan yang terjadi di Indonesia.
"Di pembukaan pameran yang saya datangi, saya tidak melihat banyak orang yang menghadiri. Bahkan saya merasa di Indonesia agak lebih banyak yang datang. Hal itu juga yang diceritakan Lee Juree akan kesannya setelah ia menjalani program kita di Bandung. Ia membandingkan dengan kesan yang ia dapat setelah residensi di Taiwan juga, katanya orang-orang di Indonesia sangat terasa semangatnya ke seni, lebih antusias," pungkas Patriot.
Simak artikel berikutnya tentang hasil eksperimen Patriot di Korea!
(tia/mmu)