Sudah seharusnya film-film punya elemen-elemen terkait yang kuat di dalamnya. Menjelaskan bagaimana satu hal terjadi dengan menggunakan pakem ilmu pengetahuan.
Misalnya saja sebuah film drama tentang anak korban broken home. Ketika bintang utamanya gemar menggigiti kuku, hal tersebut bukanlah gimmick semata. Karena memang menurut ilmu psikologi, seorang anak korban broken home punya kecenderungan menggigiti kukunya.
Nah, begitu dengan film terbaru yang disutradarai dan diproduseri oleh Lola Amaria berjudul 'Jingga'. Sebuah drama tentang remaja tunanetra dan segudang polemik di dalamnya, mulai dari keluarga, lingkungan, ilmu kedokteran sampai mimpi-mimpi yang ingin dicapai.
"Premisnya adalah mereka empat sekawan, Magenta, Jingga, Marun dan Nila. Mereka punya semangat hidup yang tinggi, walapun punya kekurangan. Dalam artian, kekurangan itu nggak menghalangi untuk jadi sempurna," buka Lola saat bertamu ke kantor detikHOT beberapa waktu lalu bersama empat bintang utamanya.
"Film ini juga tentang keluarga. Bagaimana keluarga, orang tua bisa menangani anaknya yang tunanetra dengan tepat. Mungkin ada orangtua yang nggak terima, terus harus seperti apa perlakuannya, bagaimana memilih sekolah yang tepat, bagaimana biar anak ini nggak break down mental. Karena, orang tua adalah orang nomor satu ketika situasi ini terjadi," tuturnya.
"Kemudian masalah kebutaan itu sendiri juga dibahas. Ada yang karena obat, virus, kecelakaan dan limbah. Film ini bisa jadi pengetahuan untuk ibu yang sedang hamil atau mereka yang punya balita. Buat semua yang sudah punya mata minus 13-14. Film ini punya langkah preventifnya. Sisi kedokteran, pendidikan dan sosial itu yang menjalin film 'Jingga' menjadi drama," ujarnya lagi.
Tentunya Lola Amaria masih akan menjelaskan lebih jauh tentang 'Jingga'. Termasuk juga berkenalan dengan empat pemain utamanya yang semuanya pendatang baru. Ikuti terus hanya di detikHOT!
Misalnya saja sebuah film drama tentang anak korban broken home. Ketika bintang utamanya gemar menggigiti kuku, hal tersebut bukanlah gimmick semata. Karena memang menurut ilmu psikologi, seorang anak korban broken home punya kecenderungan menggigiti kukunya.
Nah, begitu dengan film terbaru yang disutradarai dan diproduseri oleh Lola Amaria berjudul 'Jingga'. Sebuah drama tentang remaja tunanetra dan segudang polemik di dalamnya, mulai dari keluarga, lingkungan, ilmu kedokteran sampai mimpi-mimpi yang ingin dicapai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Film ini juga tentang keluarga. Bagaimana keluarga, orang tua bisa menangani anaknya yang tunanetra dengan tepat. Mungkin ada orangtua yang nggak terima, terus harus seperti apa perlakuannya, bagaimana memilih sekolah yang tepat, bagaimana biar anak ini nggak break down mental. Karena, orang tua adalah orang nomor satu ketika situasi ini terjadi," tuturnya.
"Kemudian masalah kebutaan itu sendiri juga dibahas. Ada yang karena obat, virus, kecelakaan dan limbah. Film ini bisa jadi pengetahuan untuk ibu yang sedang hamil atau mereka yang punya balita. Buat semua yang sudah punya mata minus 13-14. Film ini punya langkah preventifnya. Sisi kedokteran, pendidikan dan sosial itu yang menjalin film 'Jingga' menjadi drama," ujarnya lagi.
Tentunya Lola Amaria masih akan menjelaskan lebih jauh tentang 'Jingga'. Termasuk juga berkenalan dengan empat pemain utamanya yang semuanya pendatang baru. Ikuti terus hanya di detikHOT!
