Termasuk ketika akhir tahun lalu, penerbit online Digital Catapult asal Jepang menerjemahkan 'Me vs Big Slacker Baby' ke dalam bahasa Jepang. Pembaca karya Annisa pun meluas, sampai ke Negeri Sakura. Suka-duka pun mengiringi proses kreatif Annisa sebelum mencapai sukses seperti sekarang.
Sejak kecil, dia sudah belajar menggambar secara otodidak dan tanpa bantuan siapapun. Saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), Annisa pun mulai mengirimkan karya ke berbagai penebit tapi tak berbuah hasil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia kembali mengirimkan karya hingga Elex Media lewat 'Geng Bokek' mulai meliriknya. "Ini kolaborasi pertama saya. Ide dari Anay dan menceritakan tentang persahabatan Genk bokek yang suka cekcok sama anak-anak OSIS yang elit," jelasnya kepada detikHOT, belum lama ini.
Gelar 'bokek' yang dimaksud Annisa adalah siswa yang mendapatkan beasiswa dari sekolah. Setelahnya, dia merilis 'Burung' kompilasi Buble Pop 3 yang juga digemari pecinta komi. Ternyata, sepanjang menggambar, Annisa merasakan suka duka pemadaman listrik yang terjadi di kotanya.
![]() |
"Bisa dibilang begitu tapi belakangan sudah mulai kurang. Entah mungkin ada saatnya sih memang ada jadwal pemadaman rutin. Hahaha...," ujar lulusan jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Negeri Mulawarman ini terkekeh.
Annisa pun terbiasa menggambar di bawah pencahayaan lampu tempel. Selain itu, kawasan tempat tinggalnya diakuinya masih susah sinyal internet. "Jadi susah connect kalau habis mati lampu," kenangnya.
![]() |
"Kalau sudah gitu antisipasinya ya pake UPS (Uninterruptible Power Supply) sama beli kuota internet," sambungnya.
Selain tiga novel awalnya yang jadi booming, karya lainnya adalah 'Notice X Kalau Monyet Jatuh Cinta' kolaborasi bareng Sweta Kartika (Penerbit Darmizan). Komik kelima, 'Our Teacher Are Artist (Faint*Star Idol)' oleh re:ON Comics.
(tia/mmu)