The Assassin, Membunuh Tanpa Bersuara di 'The Raid 2: Berandal'

Spotlight

The Assassin, Membunuh Tanpa Bersuara di 'The Raid 2: Berandal'

- detikHot
Kamis, 10 Apr 2014 11:50 WIB
Cecep (kiri) dan Very (kanan) (Adhie Ichsan/detikHOT)
Jakarta - Tak ada satu kata pun keluar dari mulut The Assassin ketika menjalankan perintah Bejo (Alex Abbad) untuk membunuh. Sorot matanya tajam dan dingin. Karakternya tenang namun keras laksana es beku yang memberi rasa sakit saat menempel di permukaan kulit.

Tapi sosok menakutkan alami yang timbul dari karakter The Assassin berbanding terbalik dengan sifat sang pemerannya, Cecep Arif Rahman. Seniman Silat Panglipur dari Garut itu begitu ramah dan hangat. Tutur katanya sopan dan lembut. Saat berbicara, logat Sunda yang kental menyatu dengan tiap kata yang keluar.

"Ini pengalaman pertama saya main film," kata Cecep saat berbincang dengan detikHOT di kantor Merantau Films, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Awal perkenalan Cecep dengan Gareth Evans sebenarnya sudah terjadi sejak 2008. Kala itu, Gareth dan istrinya Maya Barack-Evans berkeliling ke perguruan-perguruan silat di Indonesia untuk membuat film dokumenter silat.

Nah, ketika Gareth membuat film 'Merantau', Cecep pun diminta ikut main. Tetapi ia belum bisa bergabung karena kondisinya tak memungkinkan. Saat itu Cecep baru pulang dari sebuah kejuaraan silat yang membuatnya harus absen selama tiga bulan sebagai pengajar Bahasa Inggris di sebuah sekolah dasar di Garut. Ketika pulang, ia juga baru diangkat sebagai PNS.

"Kalau bolos lagi nggak enak, akhirnya saya korbankan tidak ikut main di film itu," tuturnya.

Akhirnya, Cecep kembali dihubungi untuk terlibat dalam sekuel 'The Raid'. Ia pun bersyukur karena Gareth Evans mau menyesuaikan jadwal syuting dengan jadwal Cecep mengajar.

Apabila Cecep harus melakukan adegan panjang, maka pengambilan gambar dilakukan saat ia libur. "Kalau waktu (mengajar) sekolah, 2-3 hari, lalu diizinkan. Alhamdulillah," ujarnya sambil tersenyum.

Untuk mendalami karakternya, Cecep melakukan persiapan selama tiga bulan. Sementara pengambilan gambar untuk dirinya sendiri dilakukan selama tiga minggu di Cirebon, Bandung dan Jakarta. Lalu, apa saja yang dilakukan selama persiapan?

"Saya kan di film pertama. Memang dengan Yayan dan Iko saya sudah sering satu tim. Jadi untuk teknik kita sudah tidak terlalu kesulitan, tapi yang perlu dilatih itu kan reaksinya dalam film yang berbeda. Kalau dalam bela diri lagi latihan, kita kena tidak boleh ada reaksi sakit, dan meminimalisir reaksi yang keluar. Tapi kalau dalam film kena itu harus kelihatan," jelasnya.

"Kalau dalam beladiri saat memukul juga harus cepat dan tidak kelihatan, kalau dalam film, harus kelihatan. Tapi tetap realistis dan bagus di kamera. Itu yang harus saya coba munculkan di film," tambah Cecep.

Cecep mengatakan bahwa karakter The Assassin yang diperankannya memiliki latar belakang gelap. Layaknya profesional, dalam membunuh sasarannya ia hampir tak menunjukkan reaksi, pun ketika menerima perintah dari atasannya, Bejo (Alex Abbad). Saat bekerja, The Assassin memiliki rekan Baseball Bat Man (Very Tri Yulisman) dan Hammer Girl (Julie Estelle).

"Assassin dipilih sebagai tangan kanan Bejo karena tidak banyak bicara, isyarat mata saja sudah mengerti. Kalau membunuh tuh datar. Walaupun tanpa dialog, harus berkomunikasi dengan atasan dan rekan kerja, harus dengan isyarat. Bagaimana mengkomunikasikan hal-hal tersebut dengan mimik muka," papar Cecep.

Dalam artikel selanjutnya, Cecep pun bercerita tentang pengalaman perdana main film, termasuk adegan-adegan paling menantang. Ia juga memiliki idola dalam dunia film, khususnya yang bertema bela diri. Simak terus Spotlight detikHOT!

(ich/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads