Pidato Emosional Meghan Markle Gaungkan Black Lives Matter

Pidato Emosional Meghan Markle Gaungkan Black Lives Matter

Devy Octafiani - detikHot
Jumat, 05 Jun 2020 07:30 WIB
LONDON, ENGLAND - NOVEMBER 11:  German FIrst Lady Elke Budenbender and Meghan, Duchess of Sussex look on from a balcony during the annual Remembrance Sunday memorial at the Cenotaph on Whitehall on November 11, 2018 in London, England. The armistice ending the First World War between the Allies and Germany was signed at Compiègne, France on eleventh hour of the eleventh day of the eleventh month - 11am on the 11th November 1918. This day is commemorated as Remembrance Day with special attention being paid for this yearÒ€ℒs centenary. (Photo by Jack Taylor/Getty Images)
Meghan Markle. Foto: Jack Taylor/Getty Images
Jakarta -

Kematian George Floyd masih terus menjadi perhatian. Terlebih, hingga kini sejumlah unjuk rasa terjadi di banyak tempat.

Meghan Markle turut bersuara menyampaikan apa yang ia rasakan. Ia turut merasakan duka dan kesedihan mengingat rasialisme masih menjadi pekerjaan rumah di negaranya. Hal itu ia sampaikan dalam pidato kelulusan sekolah tempat ia duduk di bangku SMA.

"Awalnya aku tidak yakin apa yang bisa kusampaikan. Apakah kata-kataku ini akan benar bahkan aku merasa gugup. Namun aku menyadari satu-satunya hal yang salah adalah jika kita bilang bahwa tidak ada apa-apa dan tak ada sesuatu yang terjadi," buka Meghan dalam pidatonya.



Ia pun memulai pentingnya untuk menghormati orang lain tak berdasarkan warna kulitnya. Selain George Floyd, Meghan mengungkapkan kesedihannya pada korban kekeliruan hukum di AS yang menimpa publik sipil sebelum Floyd. Tampak dirinya yang kerap tercekat tiap kali menyebut satu demi satu nama tersebut.

"Kehidupan George Floyd penting, dan kehidupan Breonna Taylor penting, dan kehidupan Philando Castile penting, dan kehidupan Tamir Rice penting, dan begitu juga banyak orang lain yang namanya kita kenal dan yang namanya tidak kita ketahui," lanjut mantan aktris itu. "Stephon Clark. Hidupnya penting," ujar Meghan emosional.

Kepada almamaternya, Meghan juga mengatakan bagaimana sejarah telah berulang. Ia mengatakan dirinya pernah terjebak dalam kerusuhan yang muncul karena tindakan rasis di masa lalu kala ia masih sekolah dan tinggal di LA.



"Saya tidak bisa membayangkan bahwa kalian kini harus memiliki versi yang berbeda dari pengalaman yang sama. Itu sesuatu yang Anda harus memiliki pemahaman bahwa pelajaran sejarah, tidak seperti kenyataan Anda," tuturnya lagi.

Istri Pangeran Harry ini mengakhiri pidatonya dengan catatan penuh harapan, meyakinkan para lulusan almamaternya untuk membawa perubahan dan menggunakan suara mereka untuk kebaikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Anda akan menggunakan suara Anda dengan cara yang lebih kuat daripada yang pernah bisa Anda lakukan, karena sebagian besar dari Anda berusia 18 tahun, atau Anda akan berusia 18 tahun, jadi kini Anda memiliki hak untuk memilih," katanya.

"Anda akan memiliki empati bagi mereka yang tidak melihat dunia melalui lensa yang sama dengan Anda. Karena dengan beragam, bersemangat, dan berpikiran terbuka, hidup kaum kulit hitam sama pentingnya. Anda siap dan kami membutuhkan anda."




(doc/doc)

Hide Ads