Fang Fang mulai menulis di akun media sosial Weibo tentang pengalamannya menghadapi COVID-19 dan bagaimana cara bertahan hidup. Buku harian yang ditulis perempuan berusia 65 tahun itu banyak dibaca dan kini sudah diterbitkan.
Awal tahun ini, Wuhan menjadi tempat pertama di dunia yang menerapkan kondisi lockdown. Lambat laun wabah Corona menyebar luas ke berbagai negara di seluruh dunia.
Gegara buku harian yang ditulis Fang Fang, ia membuat marah warga negara China, kenapa?
Di buku hariannya, ia menulis tentang segala sesuatu mulai dari tantangan kehidupan sehari-hari sampai dampak psikologis karena isolasi. Ia bicara soal ketidakadilan sosial, penyalahgunaan kekuasaan, dan masalah lainnya.
Bahkan ia membuat dirinya menjadi kontroversi online karena tulisannya. Fang Fang pernah menuliskan ketika menjemput putrinya dari bandara.
"Tidak ada mobil, pejalan kaki di jalanan. Beberapa hari itu ketika kepanikan dan ketakutan mencapai puncaknya di kota. Kami berdua mengenakan masker wajah," tulis Fang Fang, seperti dilansir dari BBC, Selasa (19/5/2020).
Di China, cyber-nasionalisme menjadi hal biasa yang terjadi. Ribuan netizen yang marah siap membungkam kepala mereka ketika China dikritik dan dihina oleh siapa pun. Fang Fang adalah penulis China pertama yang menghadapi reaksi online karena COVID-19.
(tia/doc)