Memperingati Hari Bumi yang jatuh pada 22 April, Keluarga Tari Indonesia menari Sujud Bumi. Tarian ini dilakukan serentak dan mendoakan agar corona segera bebas dari Indonesia.
Tarian yang dilangsungkan serentak ini diunggah di medsos masing-masing para seniman pertunjukan Indonesia. Salah satunya yang ikut membawakan tarian Sujud Bumi yakni Eko Sunyoto (48). Seniman yang tinggal di Tingal, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, juga menayangkan tarian Sujud Bumi. Ia sebelumnya telah melakukan pengambian gambar tarian dan ditayangan serentak hari ini.
Untuk jadwal penayangan pertama pukul 06.30 WIB, kedua pukul 12.00 WIB dan ketiga pukul 18.00 WIB. Adapun koreografer dari masing-masing penari dengan penata musik Epi Martison. Kemudian untuk kreasi tariannya berbeda-beda hanya musik sama durasi 1 menit.
"Tari berbeda-beda tergantung kreasi masing-masing dengan musik satu itu. Utamanya adalah doa untuk bumi, mendoakan agar tidak terjadi malapetaka, agar dijauhkan dari malapetaka, agar segera bebas dari corona. Itu bentuk-bentuk wujud itu, kemudian dengan hastag antara lain #sujudbumi #doauntukbumi #tariIndonesia #dirumahaja #menaridirumah #Indonesiabebascorona," kata Eko saat dihubungi, Rabu (22/4/2020).
![]() |
Eko Sunyoto yang juga pimpinan Sanggar Kinnara Kinnari Borobudur itu menambahkan, menari seorang diri dengan memvisualisasikan tarian Sujud Bumi untuk tayangan pertama Sujud Syukur. Dalam tarian pertama ini divisualisasikan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa masih diberikan kehidupan, menapak bumi dan diberikan keberkahan dari bumi.
"Jadi tarian saya bentuk tarian pagi sujud syukur kepada bumi, kemudian saya melangkah berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa saya masih hidup, menapak bumi. Istilahnya keberkahan, berkah-berkah bumi mengalir kepada diri kita semuanya dan doanya adalah ya Allah semoga jauhkanlah kami dari segala malapetaka, dari segala sumber, dari segala semuanya seperti ini," tutur dia.
Kemudian yang tarian sesi kedua pukul 12.00 WIB, Eko membawakan lakuke awake dewe atau laku wujud manusia. Untuk itu, diaplikasikan dalam wujud sujud syukur tentang Hari Bumi. Dimana manusia harus tahu tentang lingkungan, ekologinya dan hubungan manusia dengan manusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang pertama adalah kita harus tahu lingkungan, ekologi. Hubungan manusia dengan manusia. Kita bisa saling sinergi," katanya.
Untuk sesi ketiga divisualisasikan dalam sujud kembali. Pihaknya menyebutkan yang tergabung dalam Keluarga Tari Indonesia ada sebanyak 800-an penari seluruh Indonesia. Untuk itu, mereka bergotong royong menyatukan satu visi doa bersama agar bebas dari corona.
"Kami bergotong royong menyatukan satu visi energi doa bumi seluruh nusantara. Dari keluarga tari itu menyatukan satu visi energi dengan beberapa hastag, itu dengan Sujud Bumi kami bergotong royong untuk berdoa bersama agar kita bebas dari corona. Karena bagi seniman tari, kami memang tidak bisa apa-apa sama sekali, saat ini tidak bisa sama sekali, bahkan ya kami harus stay at home sesuai anjuran pemerintah. Kami dukung pemerintah untuk stay at home, tapi kami harus tetap berkreasi. Jadi kami di sosial media itu, katalah sebagai panggung digital kami, dengan jalur sosmed masing-masing," pungkasnya.
(tia/tia)