Memang, niat membangun rumah tahfidz sudah dipikirkannya beberapa tahun yang lalu. Namun hal itu baru terlaksana usai dirinya tertimpa kasus narkoba.
"Ini sebenarnya rumah udah dibeli lama sekitar 4 tahunan. Tadinya mau dijual karena kosong dan nggak ada yang ngurus. Cuma kita sempat ada ide ketemu teman karena dia buka rumah tahfidz di daerah Cibubur, terus kepikiran kenapa kita nggak bikin rumah tahfidz aja," ungkap Medina Zein.
"Pas ngobrol-ngobrol sama ustaz yang gabung di travel, ternyata disupport dan akhirnya kita memutuskan untuk membuat rumah ini menjadi rumah tahfidz," sambungnya.
Untuk langkah pertama, rumah tahfidz tersebut akan diisi oleh 25 orang santri laki-laki. Mereka harus remaja yang berstatus lulus SMA sebelum memasuki dunia kuliah.
Santri ditargetkan untuk menghapal 30 juz Al Quran selama satu tahun. Yayasan pun gratis tanpa dipungut biaya.
"Jadi kita kan punya usaha. Zakatnya kita alokasikan ke sini. Jadi kita ingin mengelola zakat itu sendiri dengan membangun rumah tahfidz ini," tutur suami Medina Zein, Lukman Azhari.
Dengan adanya rumah tahfidz tersebut, Medina Zein berharap semua bisnisnya berjalan dengan lancar. Ia juga berdoa agar bisa dijauhkan dari sial di dunia.
"Harapannya semoga usaha yang saya jalanin semuanya jadi berkah, menjadi tolak bala juga untuk apapun yang terjadi di perusahaan. Mudah-mudahan ini ke depannya bisa menjadi sekolah gratis, siapa tahu menjadi besar kan. Dan bisa menginspirasi teman-teman yang lain," pungkas Medina Zein.
(hnh/nu2)