Tinnitus bisa dialami seseorang yang terkena paparan kebisingan keras. Pelaku industri musik adalah salah satu yang terbiasa mendengar suara keras itu.
"Penelitian kami menunjukkan orang yang bekerja di industri musik, berada pada risiko yang cukup besar terkena tinnitus," kata Sam Couth, dari Pusat Audiologi dan Ketulian di Universitas Manchester dilansir dari Health45.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun risiko itu, menurut Couth, bisa diperkecil. Ia menyarankan agar pelaku industri musik menggunakan pelindung terlinga saat mendengar suara keras melebihi 85 desibel.
"Kira-kira bisingnya sama seperti truk diesel yang lewat," jelas Couth.
Risiko menderita tinnitus bukan cuma untuk mereka yang memainkan dan mendengarkan musik cadas, ya. Kamu yang mendengarkan semua jenis musik, termasuk musik klasik, juga punya risiko yang sama.
Oleh karena itu, mari lebih peduli dengan dengan dirimu dan orang lain.
Baca juga: Kamu Pilih Gitar Buatan Pabrik atau Custom? |
Lalu, apa tanda menderita tinnitus?
Di telinga muncul bunyi dengungan, mendesis, bersiul yang terjadi sesaat tapi berlangsung terus menerus. Gejala yang paling parah bisa menyebabkan kecemasan, depresi, mudah marah, gangguan tidur, dan stres.
Tinnitus juga dikaitkan dengan risiko tekanan darah tinggi, penyebab tumor di kepala dan leher, penyumbatan di pembuluh leher, neuroma akustik (tumor di area otak dengan masalah pendengaran dan keseimbangan), gangguan tiroid, otosklerosis yang melibatkan tulang telinga, penyakit Ménière (telinga bagian dalam) gangguan yang mempengaruhi keseimbangan dan pendengaran).
(dar/doc)