Jeihan Sukmantoro Masih Semangat Melukis di Akhir Hidupnya

Jeihan Sukmantoro Masih Semangat Melukis di Akhir Hidupnya

Tia Agnes - detikHot
Sabtu, 30 Nov 2019 09:11 WIB
Jeihan Sukmantoro Foto: Tia Agnes/ detikHOT
Jakarta - Pelukis Jeihan Sukmantoro berpulang pada usia 81 tahun. Di akhir hidupnya, maestro seni lukis yang dikenal lewat 'mata yang dihitamkan' itu masih semangat melukis.

Asisten Kurator Museum MACAN Jakarta, Ady Nugeraha, menuturkan hal tersebut. Pada April, pameran seni 'Hari-hari di Cicadas' menjadi saksi bisu semangat Jeihan menggelar pameran yang memajang karya-karya yang selama ini disimpan dengan baik di studionya.

"Pak Jeihan itu menurut saya sosok yang mendedikasikan hidupnya buat berkesenian. Waktu saya pertama berkunjung ke studionya, beliau masih recovery dari operasi. Tapi beliau masih semangat buat melukis," ujar Ady ketika dihubungi detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




Saat menyiapkan pameran, Ady salah satu orang yang ikut menyeleksi lukisan-lukisan Jeihan. Ia melihat dari karya-karya sang maestro, ia adalah sosok yang dekat dengan lingkungan sekitarnya, seniman, penyair, dan penulis lainnya.

"Beliau sejak muda konsisten berkesenian, membuat puisi. Dari zaman susah sampai jadi seniman sukses. Dari waktu sehat sampai sakit pun, beliau terus konsisten berkarya," lanjut Ady.

Di pameran 'Hari-hari di Cicadas', 30 lukisan 'mata hitam' Jeihan dipajang. Awal dekade 1960, Jeihan pindah ke Bandung untuk menempuh pendidikan seni rupa di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Lima tahun berikutnya, ia tinggal di Cicadas sebuah kawasan timur Bandung yang kala itu terkenal sebagai kota yang padat penduduk dan penuh tindak kriminal ringan. Masa-masa tinggal di Cicadas diakui Jeihan sangat mengharukan dan pengalaman 20 tahun di sana terangkum dalam pameran tersebut.




(tia/dar)

Hide Ads