Baginya, keduanya membutuhkan momentum untuk dapat sama-sama berhasil.
"Apa yang gue lakukan, timing sama momentumnya pasti dapet saja, jadi gue selalu ada di momentum yang tepat," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di perusahaan gue, risetnya tuh 'gila' banget. Kami menghabiskan banyak dana di riset. Kita beli riset, ngelakuin riset, semua harus based on research," katanya.
Ia mengatakan, dalam bisnis, maupun dalam musik, memang ada hal-hal yang tidak bisa diprediksi pada akhirnya.
Akan tetapi, dengan melakukan penelitian terlebih dahulu, setidaknya ia memiliki bayangan untuk memutuskan sesuatu.
Meski momentum sangat membantu karier bermusiknya dulu, akan tetapi ia tidak ingin lagi memperlakukan musiknya sebagai bisnis seperti apa yang dilakukan label rekaman tempat bandnya bernaung dulu.
"Kalau di musik, sekarang, I don't want to treat my music as my job. Sampai sekarang, menurut gue, musik harus menjadi art," ucapnya.
(srs/dar)