Di bagian depan fasad Galeri Nasional Indonesia, studio arsitektur andramatin merancang lorong-lorong sepanjang 60 meter yang terbuat dari kayu dan rotan yang dianyam. Bagian pertama memuat 826 karya andramatin dari tahun 1998 hingga 2019.
Ketika mencapai bagian pertama Galeri Nasional Indonesia, pengunjung pun dapat menemui ruang-ruang yang berbeda. Uniknya 'Prihal' menjadi semacam permainan ruang dan bentuk yang mengajak siapapun untuk mengalami perjalanan andramatin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di salah satu bagian ruang 'Prihal Ruang', pengunjung akan mendapatkan hal yang berbeda. Kontemplatif dengan cahaya temaram.
![]() |
Kurator pameran Danny Wicaksono, menuturkan lorong-lorong yang dihadirkan khas sekali dengan rancangan andramatin.
"Ibaratnya itu adalah sequence ada perjalanan ke satu titik, tidak langsung mencapai ke tujuan. Dibuatkan melingkar atau memutar. Sebelum masuk ke tujuan, mereka bisa tiba di sequence pertama, kedua, ketiga, dan berikutnya," kata Danny.
Sequence tersebut, lanjut Danny, menimbulkan pengalaman yang menggugah pecinta seni dan arsitektur.
![]() |
"Jadi orang melihat ruang-ruang Galeri Nasional Indonesia dibuat seperti punya alur, dihubungkan satu sama lain. Pengunjung juga diminta untuk mengikuti sequence," lanjut Danny.
Pameran 'Prihal: arsitektur andramatin' menghadirkan 8 bagian yang menampilkan beragam karya andramatin sepanjang 20 tahun. Eksibisi ini berlangsung pada 27 November hingga 11 Desember 2019 di Gedung A dan B, Galeri Nasional Indonesia.
(tia/doc)