Konflik dengan Label Lama, Taylor Swift Cuma Boleh Bawakan Album 'Lover'

Konflik dengan Label Lama, Taylor Swift Cuma Boleh Bawakan Album 'Lover'

Asep Syaifullah - detikHot
Jumat, 15 Nov 2019 12:39 WIB
Taylor Swift Foto: Rich Fury/Getty Images
Jakarta - Taylor Swift memutuskan untuk hengkang dari label lamanya, Big Machine Records untuk bergabung dengan Universal Music Group. Bersama label barunya itu ia merilis album terbarunya 'Lover'.

Namun siapa sangka ternyata kepindahannya itu malah membawa masalah baru.

Usai pindah ternyata pemilik label lamanya, Scott Borchetta, menjual perusahaannya itu kepada Scooter Braun dengan nilai US$ 300 juta pada akhir Juni 2019. Taylor pun panik dan merasa skenario terburuknya adalah katalog musiknya dimiliki oleh Braun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ternyata hal itu menjadi kenyataan meskipun ia sudah berusaha mencegahnya. Dilansir dari CNN, disebutkan jika ayah Taylor, Scott Swift, memiliki saham di Big Machine Records dan harusnya sudah tahu jika perusahaan itu akan dijual pada 25 Juni.

Namun Taylor mengaku baru mengetahuinya pada 30 Juni dan membuat dirinya tak lagi memiliki hak untuk enam album dalam katalognya bersama label tersebut. Akibatnya, Taylor pun berencana untuk merekam ulang album-albumnya itu dan baru diizinkan pada tahun depan.




Hal ini pun berdampak dengan sejumlah proyek miliknya hingga izin tersebut diberikan. Taylor terancam gagal tampil di American Music Awards dan film dokumenternya di Netflix pun terancam batal tayang.

Semuanya mentok karena penolakan Scooter Braun dan Scott Borchetta. Mulai dari lagu-lagu lamanya hingga footage penampilannya tak boleh digunakan oleh Taylor.

Ia pun meminta bantuan kepada para netizen dan fansnya untuk meluluhkan hati keduanya.

"Tolong biarkan Scott Borchetta dan Scooter Braun tahu apa yang kalian rasakan tentang hal ini. Scooter adalah manajer dari beberapa artis dan aku percaya ia peduli terhadap mereka dan hasil karyanya. Tolonglah minta bantuan pada mereka," pinta Taylor.


(ass/dar)

Hide Ads