Pantauan detikcom, ratusan orang mulai berdatangan untuk memberi penghormatan terakhir kepada almarhum Djaduk Ferianto di rumah duka di Dusun Kembaran, Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Bantul.
Secara bergantian, para pelayat yang sebagian besar seniman ini tampak memasuki rumah Djaduk dan mulai mengitari peti sembari menyampaikan belasungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan. Suasana haru pun menyelimuti rumah duka tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ponakan Djaduk, Suci Senanti, menjelaskan pamannya sempat berkumpul di rumah Aji Wartono bersama Hatta Kawa untuk membahas gelaran Ngayogjazz 2019 yang digelar 16 November. Selesai membahas hal tersebut, Djaduk pulang ke rumah.
"Sampai rumah (Djaduk) tidur terus jam 2-an (dini hari Djaduk) ngerasa geringgingen (kesemutan) dadanya. Terus bangunin Bu Petra, istrinya, terus Bu Petra nelepon kakaknya Pak Djaduk, Bu Ita namanya, terus Bu Ita datang ke sini (rumah Djaduk), sampai sini Pak Djaduk tidak ada respons," katanya saat ditemui di rumah duka, Rabu (13/11/2019).
Karena hal tersebut, pihak keluarga memanggil ambulans untuk memeriksa kondisi Djaduk. Dari hasil pemeriksaan, Djaduk ternyata sudah meninggal dunia.
"Ambulans datang ternyata hanya untuk memastikan bahwa beliau sudah wafat. Karena sudah ada tanda-tandanya dari pupilnya sudah membesar, lebam di punggung, sudah biru gitu, terus cek tensi, sudah ternyata bablas," ujarnya.
"(Hasil pemeriksaan medis) Gejalanya adalah tanda-tanda serangan jantung. Dugaannya karena kecapekan dan mungkin karena serangan jantung itu," imbuh Suci.
(mau/mau)