Festival Cergam Beri Penghormatan pada Arswendo Atmowiloto

Festival Cergam Beri Penghormatan pada Arswendo Atmowiloto

Tia Agnes - detikHot
Minggu, 29 Sep 2019 08:48 WIB
Foto: Tia Agnes
Jakarta - Mengenang nama Arswendo Atmowiloto tak pernah bisa lepas dari dunia komik Indonesia. Sepeninggal sang sastrawan, Festival Cerita Bergambar atau Cergam memberikan penghormatan pada sosok Arswendo lewat pameran 'Komik itu Baik' di Dia.Lo.Gue Artspace, Kemang, Jakarta Selatan.

Pameran yang berbasis arsip adalah kick off untuk menyusun pendalaman sejarah cergam di Indonesia. Mengusung tema 'Komik itu Baik' yang berasal dari Arswendo, ada timeline sejarah dari tahun 1925 sampai masa sekarang, koleksi kolektor tentang komik-komik Tanah Air, hingga ruang pamer khusus bagi Arswendo.

Kurator pameran 'Komik itu Baik', Hikmat Darmawan, menuturkan ketika menyiapkan sejarah cergam, kabar duka mengenai kepergian Arswendo membuat para komikus begitu kehilangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kiprah Mas Wendo di dunia komik sudah banyak orang tahu, tadinya di sini juga mau diajak jadi pembicara, tapi kami secara khusus memberikan tribut pada Mas Wendo," kata Hikmat di sela-sela pembukaan pameran.

Arswendo AtmowilotoArswendo Atmowiloto Foto: Tia Agnes

Sejak tahun 1970-an, Arswendo punya andil di industri komik. Dia didapuk sebagai pelopor studi budaya populer Indonesia termasuk persoalan komik. Pada 10-15 Agustus 1978, ia menulis seri tulisan jurnalistik cum-esai bertajuk 'Komik itu Baik' di harian Kompas.

Tulisan itu berlanjut sampai 1981 sekaligus mengenalkan dan membuka mata publik Indonesia soal komik. Ada sosok Kho Wang Gie pencipta komik strip pertama Indonesia berjudul 'Put On', sosok Ganes TH tak luput dibicarakan, Jan Mintaraga, Teguh Santosa, hingga komik sorga-neraka.

Tulisannya pun menginisiasi pameran komik dan seminar di Yogyakarta pada 1981 yang diinisiasi Seno Gumira Ajidarma. Penulis 'Sukab' itu masih mengingat pameran bersejarah tersebut.

"Saat itu stigma komik itu buruk sekali. Para pendidik, dosen, anak-anak sastra tidak menganjurkan membaca komik. Sampai saya baca tulisan Arswendo Atmowiloto dan menjelaskan bagaimana bagusnya, kreativitasnya komik," kata Seno.


Dari komik pula, Seno menjadi doktor pertama bidang komik di Indonesia dari disertasinya tentang komik 'Panji Tengkorak' karya Hans Djaladara. Pengaruh Arswendo di pertumbuhan kajian komik Indonesia dinilai penting oleh Seno maupun Hikmat.

Bagi kamu yang ingin mengetahui sejarah cergam Indonesia, bisa menyambangi pameran 'Komik itu Baik' di Dia.Lo.Gue Artspace, Kemang, Jakarta Selatan, mulai 28 September-20 Oktober 2019.




(tia/mau)

Hide Ads