IPP yang didukung oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memberikan insentif bagi para penerbit untuk mengikuti pasar hak cipta tersebut. Sebanyak 150 aplikasi dari 25 negara masuk ke meja panitia dan bersaing dalam proses seleksi untuk mendapat grant berupa tiket pesawat, akomodasi selama di Indonesia, dan kepesertaan di IIBF.
"Kita targetkan 45 penerbit yang mengikuti tapi ternyata dari hasil kurasi kami tidak semua aplikasi masuk. Ada yang tidak memenuhi syarat dan total ada 39 penerbit ya g memanfaatkan program dari IPP," kata Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), Rosidayati Rozalina, saat jumpa pers di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (2/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rosidayati menuturkan program IPP bertujuan untuk mendorong terjalinnya transaksi hak cipta penerbit Indonesia dan mancanegara. Sejak menjadi pameran buku internasional, IIBF tak hanya sekadar eksibisi konvensional saja namun juga menjadi pusat transaksi.
"Kami ingin menjadi pusat transaksi hal cipta dari penerbit lokal ke dunia internasional. Seperti di book-book fair international lainnya, kami memberikan potensional buyer yang akan ke IIBF 2019," lanjutnya.
39 Penerbit Bakal Ikuti Pasar Hak Cipta Jual Beli di IIBF 2019
Foto: Tia Agnes
|
"Tentu saja yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Mereka akan membeli rights dan diterjemahkan ke bahasa mereka," kata Boni.
Di setiap pameran buku internasional, tidak semua penulis maupun penerbit mampu datang ke event tersebut. "Di IIBF semoga ada transaksi yang terjadi," tambahnya.
Di IIBF 2019, bakal ada 20 penerbit yang membuka stan. Digelar yang ke-39 kalinya awalnya pameran buku inu nama Indonesia Book Fair (IBF). Selain pameran buku konvensional, IIBF juga menggelar diskusi, talkshow, wisata literasi, storytelling dan zona kalap. Penulis seperti Marchella Fp, A Fuadi, Asma Nadia hingga Faza Meonk juga bakal hadir dalam sesi diskusi.
Halaman 2 dari 2