"Kami ingin menggabungkan pameran buku konvensional dari penerbit langsung ke pembaca untuk meningkatkan akses membaca juga menjadi pusat transaksi rights," ujar Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), Rosidayati Rozalina, saat berbincang di kantor detikcom, belum lama ini.
Sejak tahun 2014, IIBF melangkah lebih maju dengan melebarkan sayap ke ranah internasional. Dengan label internasional, IIBF juga memikirkan persoalan bisnis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak jadi internasional, IIBF inginnya jadi pusat transaksi hak cipta buku. Agar transaksi ke sini, bawa contoh katalognya, dan melakukan transaksi di sini," lanjut Rosidayati.
Secara garis besar, IIBF juga ingin menjadi pusat literasi di Indonesia.
"Payung besarnya kan literasi, untuk turut serta dalam gerakan literasi. Kami berharapnya bukan hanya orang datang dan membeli konten kita saja, mereka juga bisa menjual. Inginnya bisa jual beli rights. Mudah-mudahan maksud Indonesia Partnership Program (IPP) bisa berjalan baik nanti," tukasnya.
Di pameran buku yang digelar ke-39 kalinya itu tak hanya pameran buku saja. Namun ada juga peluncuran buku, wisata literasi, jumpa pengarang, aneka lomba hingga talkshow.
Program yang tak kalah seru lainnya adalah Zona Kalap. Pengunjung bisa menyambangi salah satu bagian di IIBF dan bakal tersedia diskon besar-besaran.
(tia/dal)