Mereka adalah Agan Harahap, Heri Dono, Indieguerillas, dan Uji 'Hahan' Handoko. Dalam keterangan pers yang diterima detikHOT, Senin (5/8/2019), pameran yang mengusung tema tentang yang terjadi setelah pelopor pop art Richard Hamilton.
Di tahun 1950-an, pop art hadir dan menentang tradisi seni rupa. Pop art menggabungkan gambar-gambar biasa dari budaya populer dan massa. Di tahun 1957, seniman Inggris Richard Hamilton mempopulerkan gerakan pop art dan mengirim surat kepada sesama temannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pop art dirancang untuk masyarakat luas, bersifat transient atau solusi jangka pendek, mudah dilupakan, biayanya rendah, mampu diproduksi secara massal, dan ditujukan untuk kaum muda," tulis keterangan pers.
![]() |
Sejak saat itu, gerakan pop art makin berkembang. Bahkan pop art menjadi gaya hidup dan bersinggungan dengan konsumerisme dan seni.
Lewat '62 Years of Hamilton', empat karya baru seniman Indonesia bakal memukau publik Singapura. Mereka merefleksikan masalah saat ini sebagai bukti kecil kita hidup dalam sejarah seni.
Seni pun dianggap berada di luar tembok museum dan galeri-galeri seni. Serta seni membawa dampak nyata bagi kehidupan manusia.
Eksibisi bakal dibuka pada 24 Agustus hingga 15 September 2019 di Mizuma Gallery, 22 Lock Road #01-34, Gillman Barracks, Singapura.
(tia/nu2)