"Dalam novel kan karakter utamanya adalah orang yang berkhayal. Namun isi naskah pertunjukan kami sangat meng-Indonesia sekali. Kami sengaja menimbulkan ke-Indonesia-an di dalam cerita 'Den Kisot'," ujar Endo Suanda ketika diwawancarai di Komunitas Salihara, Jakarta Selatan.
Baca juga: 'Den Kisot' dari Tanah Pasundan |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu kan karakter wayang, jadi ada alur linier, tapi isinya tidak verbal. Antara verbal dan logic, antara non verbal dan ilogic, serta fantasi bercampur jadi satu di situ," kata pria yang juga seorang etnomusikologi tersebut.
Dalam naskah, cerita 'Den Kisot' juga memasukkan unsur komedi khas Indonesia. Ada adegan-adegan yang penuh guyonan Tanah Air. Dalang pun memegang peranan penting, dengan 75 persen alur cerita dimainkan dalang.
Narator pun sengaja dihadirkan sebagai penyambung cerita. Dalam lakon, narator juga berfungsi sebagai aktor bahkan turut bermain menjadi karakter.
"Dalang juga menjadi aktor, fisiknya dia adalah orang yang menceritakan tapi juga berperan sebagai tokoh atau berinteraksi dengan wayang," pungkasnya.
(tia/wes)