Karya-karya tersebut terdiri dari drawing, sketsa, lukisan, arsip-instalasi sampai rekaman pertunjukan berasal dari tahun 2017-2019. Selama tiga tahun belakangan, GM memang dikenal aktif melukis dan berkarya sebagai perupa.
Proses kreatifnya bermula di tahun 2016 lewat pameran tunggal 'Petikan'. GM kerap bertukar profesi dari penyair-perupa-penyair dan menghasilkan lebih dari 312 karya kertas, 40 lukisan di kanvas, dan 200-an karya kolaborasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di pameran ini ada 33 karya 'Don Quixote'. GM menyebutkan karya kreatifnya menolak repetisi. "Tak ada repetisi, yang ada adalah 'beda' yang tertangkap dalam repetisi," kata GM, ucapnya, dalam keterangan pers yang diterima detikHOT.
Ia mengaku tak bisa menirukan Affandi yang berulang melukis potret-diri maupun Popo Iskandar dengan kucing.
"Saya tak bisa mengulang. Tiap kanvas membuka kemungkinan berbeda. Saya selamanya melawan pola. Saya memilih eklektik," tandas penyair-perupa kelahiran Batang, Jawa Tengah, 1941 silam.
Di pameran 'Don Quixote' ada gambar dan puisi bertarikh dari tahun 2018 yang berasal dari media akrilik di kertas berukuran 70 x 51 sentimeter dan 96 x 51 sentimeter sebanyak 22 buah. Sketsa bertahun 2018 dengan media akrilik di kertas berukuran 50 x 45 sentimeter dan 42 x 50 sentimeter sebanyak 7 buah.
Satu di antaranya menggambarkan sosok Dulcinea, kekasih Don Quixote. Lukisan potret Don Quixote dari tahun 2018 dengan media akrilik di kanvas berukuran 100 x 100 sentimeter sebanyak 1 buah. Gambar dan teks puisi 'Pertanyaan-Pertanyaan untuk Don Quixote' tahun 2017 dengan media pena dan tinta di kertas berukuran 37 x 29,5 sentimeter sebanyak 2 buah.
Serta sepotong lukisan potret 'Sancho' berukuran 100 x 100 sentimeter buatan tahun 2019. Pameran sudah dibuka pada 15 Juni dan berlangsung hingga 14 Juli 2019 di Semarang Gallery.
(tia/nu2)