"Pertunjukan 'I La Galigo' ini bersifat universal, sejak awal world premier di Singapura sampai melanglang buana ke 9 negara dan 12 kota di dunia, pertunjukan ini beyond limit," ujar Ketua Yayasan Bali Purnanti dan Direktur Artistik 'I La Galigo', Restu I.Kusumaningrum di Galeri Indonesia Kaya, Kamis (13/6/2019).
Kekuatan panggung, naskah, dan segala hal artistik dalam pementasan 'I La Galigo', diyakini Restu, mampu menggaet siapa pun termasuk generasi milenial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tua, muda, anak-anak muda, generasi milenial semua sama. Kita semua menempatkan konteks 'I La Galigo' di semua lapisan masyarakat," lanjutnya lagi.
![]() |
Meski begitu, Yayasan Bali Purnati sebagai penyelenggara pertunjukan 'I La Galigo' tetap merasa tertantang menggelarnya di Ibu Kota. Masalah penonton menjadi salah satu hal utama.
"Ini (penonton) tantangan, yang banyak sekarang orang nggak mau nonton dan ingin ringan-ringan saja. Yang lucu acara musik jadi gaya-gayaan, tapi kalau sudah karya Indonesia, aduh bosan. Itu tantangan buat saya, karya ini sudah selesai diciptakan dan universal menjadi nilai 'I La Galigo'," ucap Restu.
Dia pun menambahkan, "Caranya adalah melihat karya seni yang diciptakan untuk satu kehidupan dan peradaban."
Tiket pentas 'I La Galigo' masih bisa dibeli dengan harga mulai Rp 475.000 sampai Rp 1.850.000.