Sukses di Mancanegara, 'I La Galigo' Butuh 300 Kostum Rancangan Bin House

Sukses di Mancanegara, 'I La Galigo' Butuh 300 Kostum Rancangan Bin House

Tia Agnes - detikHot
Kamis, 13 Jun 2019 15:45 WIB
Sukses di Mancanegara, 'I La Galigo' Butuh 300 Kostum Rancangan Bin House Foto: Image Dynamics/ Istimewa
Jakarta - Pertunjukan 'I La Galigo' segera berlabuh di Ciputra Artpreneur Theatre pada 3,5,6, dan 7 Juli 2019. Tiba di Jakarta untuk kedua kalinya, 'I La Galigo' membutuhkan kerja keras para tim di baliknya termasuk di persoalan kostum.

Sejak pentas perdana di Esplanade Theatres on the Bay, Singapura, pada 2003 silam, Bin House yang merancang kostum di pagelaran tersebut. Selama hampir dua dekade pula, kostum-kostum Bin House dipakai para pemain yang terlibat di atas panggung.

Tekstil design dan koordinator kostum 'I La Galigo', Airlangga Komara, menuturkan sejak pertama kali berkenalan dengan sutradara Robert Wilson pihak Bin House merasakan pengalaman baru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Saya dari bagian kostum dan tim sama-sama belajar di Bali selama 8 jam sehari untuk mengikuti kira-kira akan seperti apa kostumnya. Pembuatan kostum dari Bin House, memuat materi sendiri dari benang, memilih benang, memintal, dan membuat bahan, termasuk sampai jadi kostumnya," ujar Airlangga saat jumpa pers di Galeri Indonesia Kaya (GIK), Grand Indonesia west mall, Kamis (13/6/2019).

Arahan dari sang sutradara, menurut cerita Airlangga, inginnya serba natural dan organik.

"Dari situ, kami juga menyiapkan bahan-bahan yang organik juga dan kalau menggunakan bahan katun untuk gerakan tertentu bisa robek juga, kalau polyster lebih mengkilap, dan sutra lebih mahal," kenang Airlangga.

Sukses di Mancanegara, 'I La Galigo' Butuh 300 Kostum Rancangan Bin HouseSukses di Mancanegara, 'I La Galigo' Butuh 300 Kostum Rancangan Bin House Foto: Image Dynamics/ Istimewa


Dia bersama tim penjahit sekaligus desain kostum di Bin House pun belajar seninya dari kostum teater. Dengan dibantu desainer kostum dari Jerman, akhirnya menjembatani kostum kemauan Robert Wilson.

Jadilah 300 kostum yang saat ini bakal dipentaskan di Jakarta serta yang sudah dibawa keliling di berbagai negara. "Untuk membuatnya saja butuh waktu dua tahun, ikut nongkrong di workshop di Bali 4 sampai 5 bulan," tukasnya.



Sejak pentas perdananya di Esplanade Theatres on the Bay (Singapura) pada 2003, lakon ini terus menuai pujian saat digelar di kota-kota besar dunia. Seperti di Lincoln Center Festival (New York) , Het Muziektheater (Amsterdam), Fòrum Universal de les Cultures (Barcelona), Les Nuits de Fourvière (Rhône-France), Ravenna Festival (Italy), Metropolitan Hall for Taipei Arts Festival (Taipei), Melbourne International Arts Festival (Melbourne), Teatro Arcimboldi (Milan) dan akhirnya kembali ke Makassar untuk dipentaskan di Benteng Rotterdam.

'I La Galigo' juga terpilih untuk dipentaskan saat Annual Meetings IMF-World Bank Group 2018 di Bali. (tia/nu2)

Hide Ads