Sutradara Dandhy Laksono akhirnya blak-blakan soal film dokumenter garapannya yang jadi kontroversi, 'Sexy Killers'. Ia tak menyangkal bahwa film itu memang mengandung unsur politik, seperti yang dituduhkan oleh banyak orang.
"Ya memang produk politik. Ini film politik dalam artian, bukan politik elektoral, dukung mendukung, jadi kalau disebut ini film politik, ya ini film politik," ujar Dandhy Laksono saat ditemui dalam 'Diskusi Publik: Menggugat Sexy Killers bersama Dandhy Laksono'di Visinema Campus, Cilandak, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Menurut Dandhy Laksono, 'Sexy Killers' sedikit banyak memang bicara soal politik. Sebab, film yang menyorot efek dari tambang batu bara itu membahas soal banyak hal yang berhubungan dengan para pemangku kepentingan, yaitu penguasa dan pemerintah.
Tonton video 'Bongkar Rahasia di Balik Film Viral 'Sexy Killers'':
"Ada pembuat kebijakan yang saya sebut di situ ada public policy yang kita diskusikan, ada kebijakan publik, penegakan hukum, soal public health issue, itu semua politik," sambungnya lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya iya (memilih waktu). Kalau nggak kita nggak akan bisa menginterupsi cebong dan kampret itu dari perdebatan-perdebatan nggak substansial, soal kapan di mana jumatan, ini keturunan siapa, anaknya siapa, banyak-banyakan mana GBK gue sama GBK lu," tuturnya.
Seperti diketahui, film 'Sexy Killers' berhasil menarik perhatian masyarakat Tanah Air secara luar. Hingga kini, film dokumenter yang menyorot nasib masyarakat di sekitar pertambangan batu bara itu telah ditonton sebanyak 21 juta kali setelah diunggah di YouTube, dua minggu lalu.