Di balik itu semua, Jeihan menuturkan ada makna khusus tentang 'mata hitam' tersebut.
"Ini adalah respons saya terhadap peristiwa-peristiwa politik yang terjadi di dekade 1960-an," ujar Jeihan ketika ditemui di Museum MACAN, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Lukisan 'mata hitam' pertamanya digambar pada 1963 yang berjudul 'Aku'. Karya tersebut menampilkan potret Jeihan ketika masih kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB). Dua tahun kemudian, ia melukis 'Gadis' dan sampai puluhan tahun berikutnya lukisan 'mata hitam' masih eksis.
"Itu adalah lukisan-lukisan yang sangat penting. Sampai sekarang saya merasa lukisannya belum juga selesai," tutur pria kelahiran Surakarta 1938 silam.
'Mata hitam' juga identik dengan gagasan Jeihan tentang kepercayaan mistis masyarakat Jawa tentang ketidakmampuan manusia biasa dalam meramalkan masa depan. Namun ada juga yang menganggap lukisan 'mata hitam' Jeihan merefleksikan spiritualitas sang seniman.
Sebanyak 30 lukisan 'mata hitam' Jeihan bisa dilihat di Museum MACAN Jakarta hingga 26 Mei 2019.