Untuk memenuhi minat publik tersebut, salah satu rumus paling sederhana untuk mempertahankan geliat ini yakni dengan terus meramaikan bioskop dengan film-film Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini menjadi hal yang kemudian dikritisi salah satunya oleh Joko Anwar. Sutradara 'Pengabdi Setan' ini mengkritisi bagaimana perkembangan perfilman yang makin dinamis tak dibarengi dengan kuantitas maupun kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam produksi film di balik layar.
Baca juga: Film Indonesia Pencetak Rekor di 2018 |
"Masalahnya sekarang, sumber daya manusia di film sekarang kan terbatas. Demand di film lebih banyak secara kuantitas dan kualitas tapi SDM nya masih terbatas, jangankan ngomong SDM di film berkualitas, yang asal ada di film juga jarang," ungkap Joko.
Joko mencontohkan penulis skenario yang berkualitas tak banyak dimiliki industri film dalam negeri.
"Itu bagian dari SDM yang kita butuhkan. Kita butuh film yang makin banyak tapi nggak cuma itu kita butuh juga film yang makin beragam," tutur Joko lagi saat dihubungi belum lama ini.
Dikatakan Joko, kekurangan SDM itu makin dirasakannya saat ini.
"Makanya sekarang kalau orang bikin film, rebutan kru, rebutan pemain," tukasnya.
(doc/nu2)