Bumblebee Seri Terbaik Transformers Sejauh Ini

Hot Review

Bumblebee Seri Terbaik Transformers Sejauh Ini

Candra Aditya - detikHot
Jumat, 21 Des 2018 13:13 WIB
Foto: (imdb.)
Jakarta - Sebelas tahun lalu, ketika Michael Bay merilis film Transformers yang pertama, dunia berguncang. Orang-orang terperangah melihat bagaimana mobil yang bisa berubah menjadi robot kemudian saling bertarung.

Apalagi ketika Michael Bay memberikan tanda tangannya di setiap adegan: slow motion, gedung-gedung hancur berantakan, exrreme low angle, kamera berputar ke sana kemari dan tentu saja perut rata Megan Fox. Dalam sekejap, Transformers berubah menjadi sebuah franchise yang patut diandalkan.

Kemudian Michael Bay melakukannya lagi dan lagi. Sampai di film kelima, semua keajaiban yang kita rasakan saat menonton film pertamanya sudah hilang. Emosi dan koneksinya sudah tidak ada. Yang tersisa adalah robot-robot raksasa adu kekuatan.

Manusia-manusia di film-film Transformers akhirnya berakhir menjadi figuran. Seberapa niatnya Mark Wahlberg akting, orang-orang tidak ada yang peduli lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dibuatnya Bumblebee muncul keraguan. Apakah film ini akan berakhir seperti copy paste dari kelima Transformers sebelumnya? Atau ini adalah cara paling efektif untuk mengembalikan rasa percaya penonton terhadap robot-robot sakti ini? Ternyata jawabannya adalah yang kedua. Tidak ada yang menyangka tapi Bumblebee, dengan sutradara Travis Knight, menjadi entry terbaik serial ini.

Plotnya sangatlah klasik. Seorang gadis muda bernama Charlie (Hailee Stainfeld) sedang ada di fase semua orang adalah musuh dia. Ibunya, Sally (Pamela Adlon, diimpor dari serial FX apik berjudul Better Things) adalah musuh. Bapak tirinya, Ron (Stephen Schneider) dan adiknya Otis (Jason Drucker) apalagi.

Ini semua karena Charlie masih belum bisa move on dari ayahnya yang sudah meninggal. Misi Charlie adalah mengerjakan mobil yang dulunya ia kerjakan bersama bapaknya. Ia ingin seperti remaja kebanyakan yang mempunyai kendaraan sendiri. Itulah kenapa ketika dia menemukan VW kuning tua di bengkel tempat dia nongkrong, Charlie senang bukan main.



Yang tidak Charlie tahu adalah VW tersebut adalah robot Autobots yang sedang bersembunyi dari kejaran Decepticon. Ditulis oleh Christina Hodson, Bumblebee adalah film yang sungguh menghibur dengan komponen emosional yang cukup kuat. Plotnya memang klise dan gampang ditebak, tapi Travis Knight mengerjakannya dengan sepenuh hati sehingga setiap momen berhasil disampaikan dengan baik.

Jika Michael Bay mengerjakan serial Transformers untuk para penonton lelaki (dengan kamera yang gemar menyoroti lekuk tubuh pemeran perempuannya), Travis Knight dan Christina Hodson mengerjakan Bumblebee dengan point of view perempuan. Film ini memang menampilkan adu robot yang tak kalah mengasyikkannya dengan kelima film Transformers milik Michael Bay, tapi emosinya jauh lebih lembut dan lebih mengena.

Ini semua karena Bumblebee tampil lebih seperti film coming-of-age. Memang ada elemen action dan science fiction di dalamnya, tapi film ini mengedepankan sisi humanis yang dirasakan oleh Charlie. Kita merasa dekat dan peduli dengan karakternya karena Hodson dan Knight merangkai filmnya di orbitnya.

Tidak hanya itu, Hodson juga memberikan kepribadian yang jelas terhadap Bumblebee. Di film-film sebelumnya kita memang bisa melihat bahwa Bumblebee tampil paling menggemaskan, tapi disini kita menyaksikan dia seperti manusia sungguhan dengan emosi yang nyata. Bumblebee di film ini menemukan sahabat yang tidak pernah ia temui di samping dia harus beradaptasi di tempat baru.

Dia merasakan keajaiban, rasa takut, senang dan sedih meskipun dia adalah seorang robot. Setiap kali Bumblebee menghabiskan waktunya untuk menyoroti persahabatan antara si robot dengan si manusia, film ini terasa sangat hangat. Sesuatu yang absen di lima film Transformers sebelumnya.

Bagi Anda yang khawatir bahwa Bumblebee akan tampil loyo di departemen action, Anda tidak perlu khawatir. Travis Knight, sutradara film animasi Laika terbaik sejauh ini (Kubo and the Two Strings), merangkai adegan action film ini dengan skill yang lebih dari mumpuni.

Tanpa signature Michael Bay yang ketara di setiap film Transformers, adegan aksi di Bumblebee justru terasa lebih mengesankan. Setiap transformasi dan pukulan jadi terasa lebih spektakuler. Penonton jadi terbawa dengan aksi maut yang dilakukan dengan para robot karena penonton sudah terbawa dengan emosi yang berhasil digali oleh Travis Knight.

Dan mengikuti tren yang terjadi akhir-akhir ini, Bumblebee adalah film yang menjual sisi sentimentil. Dengan setting 80-an yang kuat, film ini mengajak kita bernostalgia bersama dengan semua hal yang ada di dalamnya. Walkman, casette tape, TV tabung sampai barisan musisi yang menjadi soundtracknya akan membuat Anda menyelami masa lalu.

Bahkan plot utamanya pun mengingatkan kita akan film-film remaja John Hughes dan Steven Spielberg di dekade 80-an. Tapi semuanya itu tidak menjadi masalah ketika Travis Knight mengerjakannya dengan ketulusan sepenuh hati.

Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat.


(doc/ken)

Hide Ads