'Hey Djon', Ketika Mendiang S.Sudjojono Dirayakan Lewat Musikalisasi Puisi

'Hey Djon', Ketika Mendiang S.Sudjojono Dirayakan Lewat Musikalisasi Puisi

Tia Agnes - detikHot
Sabtu, 15 Des 2018 14:38 WIB
Foto: dok. S.Sudjojono Center
Jakarta - Tak banyak yang tahu mendiang maestro seni lukis S.Sudjojono juga seorang penyair dan penulis. Selama ini pelukis yang kerap dipanggil dengan sebutan Djon itu melanglang buana melukis, menjadi aktivis kemerdekaan sampai disebut Bapak Seni Rupa Modern Indonesia.

Kalau Djon masih hidup, tentunya di tanggal 14 Desember ini ia bakal merayakan hari jadi yang seabad usianya. Mengenang kiprah Djon, S.Sudjojono Center pun menggelar acara 'Hey Djon', ketika puisi bertemu dengan musik di Vin+Kemang, kawasan Jakarta Selatan.

Selama hampir 1,5 jam lamanya, tamu undangan menikmati acara pembacaan sajak yang dibuka oleh Putri Minangsari. Dengan didampingi alunan musik oleh Portofolio Band, perempuan asal Bali itu membacakan tiga sajak panjang berbahasa Inggris.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Masget menggantikan Putri ke atas panggung dengan membaca puisi panjang 'Saya-Kami-Aku-Kau'. Serta melanjutkan dengan 'Empat Sepuluh Subuh Keruh'. Bebunyian saxophone dan tembang yang dimainkan vokalis band Portofolio Yudi menambah semarak.

Gantian penyiar radio sekaligus rapper Araa2124 yang naik ke atas panggung. Di sela penampilan para pengisi, visual dan video mapping dari mantratattva yang mendeteksi sensor pengisi acara pun menambah semarak 'Hey Djon'.

Yang spesial adalah pembacaan puisi oleh Sapardi Djoko Damono. Sajak terkenalnya 'Doa' yang terkenal dengan frasa 'aku mencintaimu karena itu aku akan selalu mendoakanmu' dibacakan di awal.

Sapardi pun membaca dua sajak karya S.Sudjojono yakni 'Harum' dan 'Pengantinku dan Ratuku'. "Saya hanya bertemu tiga kali dengan Pak Djon. Namanya sangat terkenal saat itu, ia sudah melegenda dan yang saya tahu Pak Djon juga menulis puisi di atas kanvas di lukisannya dan ada juga di atas kertas," ujar Sapardi ketika diwawancarai detikHOT, semalam.

Gelaran 'Hey Djon' yang mengangkat seni puisi, musik, dan visual dan merupakan acara pertama S.Sudjojono Center memang dikhususkan untuk generasi muda.

'Hey Djon', Ketika Mendiang S.Sudjojono Dirayakan Lewat Musikalisasi Puisi'Hey Djon', Ketika Mendiang S.Sudjojono Dirayakan Lewat Musikalisasi Puisi Foto: dok. S.Sudjojono Center


"Kami merencanakan untuk menggelar 'Hey Djon' yang berikutnya di bulan Juli dan Desember 2019 untuk pertunjukan yang lebih besar lagi," ujar Maya Sudjojono dari S.Sudjojono Center kepada detikHOT.

Penggabungan sajak yang dimusikalisasi dengan video mapping adalah salah satu cara S.Sudjojono mendekatkan nama sang maestro ke ranah publik. Bahkan, lanjut Maya, selama ini tak banyak tahu kalau bapaknya juga menulis puisi.

'Hey Djon', Ketika Mendiang S.Sudjojono Dirayakan Lewat Musikalisasi Puisi'Hey Djon', Ketika Mendiang S.Sudjojono Dirayakan Lewat Musikalisasi Puisi Foto: dok. S.Sudjojono Center


"Kami ingin berbagi kecintaan Djon terhadap seni, bukan hanya seni lukis tapi seni sastra, drama, tari, musik, dan patung," pungkas Maya.

Saat ini S.Sudjojono Center menemukan lebih dari 30 puisi karangan S.Sudjojono yang pernah ditulis sepanjang hidup sang maestro. Sebagian besar puisinya ditujukan untuk istri dan sumber inspirasinya Rose Pandanwangi seorang penyanyi seriosa dan pemenang Bintang Radio Indonesia era 1958-1965. (tia/nkn)

Hide Ads