Anya Rompas di Antara Puisi, Menulis dan Bipolar

Spotlight

Anya Rompas di Antara Puisi, Menulis dan Bipolar

Tia Agnes - detikHot
Selasa, 11 Des 2018 13:18 WIB
Anya Rompas di Antara Puisi, Menulis dan Bipolar Foto: Tia Agnes/ detikHOT
Jakarta - Mendengar nama Gratiagusti Chananya Rompas atau yang akrab disapa Anya pastinya akan teringat dengan Komunitas BungaMatahari yang didirikan. Atau sebuah artikel yang dimuat di BBC Indonesia saat Hari Bipolar Sedunia pada 30 Maret 2018 lalu.

Nama Anya Rompas memang tidak terlepas dari dunia puisi, aktivitas menulis yang dilakoni sejak kecil hingga gangguan bipolar yang diidapnya dan baru diketahui saat usia dewasa. Perempuan kelahiran 19 Agustus 1979 itu sejak kecil memang senang menulis cerita.

Baru menginjak SMP, ia menggilai menulis puisi karena pelajaran bahasa Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Terima kasih kepada guru bahasa Indonesia yang ketika ada pelajaran puisi, anak-anak disuruh bikin. Kami keluar dari kelas, ke halaman sekolah, dan di situ pertama kali aku menulis puisi," tuturnya ketika berbincang dengan detikHOT di perayaan setahun Comma Books di Kroma, kawasan Panglima Polim, Jakarta Selatan, akhir pekan lalu.

Selepas SMA, Anya memilih jurusan Sastra Inggris di Universitas Indonesia. Ia pun mendirikan komunitas online BungaMatahari yang bermula dari mailing list di Yahoo. Komunitas itu mengajak siapapun untuk berpuisi dengan aneka bentuk, tema, maupun beragam gaya puisi.

Anya Rompas di Antara Puisi, Menulis dan BipolarAnya Rompas di Antara Puisi, Menulis dan Bipolar Foto: Tia Agnes/ detikHOT


"Saat itu aku merasa gaya kepenulisan puisi atau sastra secara umum, gampang dilihat ketika ke toko buku agak seragam. Kecuali waktu aku bertemu buku puisinya Joko Pinurbo dan Dorothea Rosa Herliany, yang sebenarnya puisi itu beragam," ujar Anya.

Dia pun mulai mencari 'suara' dari kata-kata yang digoreskan. Tak hanya berbentuk narasi esai tapi juga ke puisi. Lahirlah buku kumpulan puisi 'Kota Ini Kembang Api' (Gramedia Pustaka Utama, 2016), 'Non-Spesifik' (Gramedia Pustaka Utama, 2017), dan 'Familiar Messes and other Essays' (KPG, 2017).



Ketika buku puisi perdananya terbit, karyanya disebut sebagai palet pengalaman dan emosi yang menyandingkan elemen alam serta urban. Setahun berikutnya, buku puisi keduanya 'Non-Spesifik' lahir, ia mulai terbuka pada publik mengenai gangguan bipolar yang diidap.

Anya Rompas di Antara Puisi, Menulis dan BipolarAnya Rompas di Antara Puisi, Menulis dan Bipolar Foto: Tia Agnes/ detikHOT


Banyak respons pembaca yang didapatkan Anya namun ia mengibaratkan seperti diabetes yang harus dikontrol.

"Kalau aku sih sudah menerima kenyataan, berdamai dengan kondisi bipolar disorder. Itu seumur hidup, sama seperti orang-orang yang punya diabetes. Yang bisa aku lakukan adalah mengelolanya dan bisa menikmati hidup berkualitas," ujar penulis yang baru saja residensi ke Skotlandia tahun ini.

Kali ini detikHOT bakal mengulas mengenai profil Anya Rompas dan karya-karyanya. Simak artikel berikutnya.


(tia/nu2)

Hide Ads