Awalnya proyek berbasis komunitas itu dikembangkan Arahmaiani bersama Pesantren Amumarta setelah gempa melanda Yogyakarta pada 2006 silam. Di project ini, dia berkolaborasi dengan anggota komunitas berbentuk teks yang dijahit ke sebuah bendera.
"Tahun ini saya juga merespons keadaan dengan membuat bendera nusantara. Saya mulai dengan seniman-seniman muda yang ada di Yogyakarta, bekerja dengan remaja di 14 kecamatan," ujar Arahmaiani saat berbincang dengan detikHOT, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Di Yogyakarta, ia bersama komunitas Tritura sudah membuat 15 bendera. "Kata kuncinya adalah suku-suku yang ada di Indonesia. Ada Jawa, Sunda, Bali, Dayak, Padang, Aceh, sampai Papua," lanjutnya.
Di Jawa Timur, dia pun bekerja dengan komunitas setempat dan sudah membuat 21 bendera. Sama halnya dengan Bali, Arahmaiani pun bekerja sama dengan masyarakat setempat.
"Idenya adalah menghargai perbedaan keberagaman, nggak cuma ada di slogan. Jadi dipraktikkan langsung antar sesama komunitas. Ini project yang saya sedang kerjakan sekarang," pungkasnya.
Sebelumnya, ia sudah bekerja dengan berbagai komunitas yang ada di Jepang, Australia, Tiongkok, dan Singapura. Bagi kamu yang penasaran dengan project bendera tersebut bisa dilihat di Museum MACAN Jakarta sampai 10 Maret mendatang.