Okky menceritakan saat berada di sebuah seminar di Malang, ada seorang pembaca menanyakan alasan Okky menulis buku anak. Pembaca tersebut, lanjut dia, mengharapkan novel yang menyuarakan minoritas maupun seperti cerita di novel-novel Okky sebelumnya.
"Seorang dosen membela saya, dia bilang kritik sosial yang disampaikan dalam cerita anak, menjadi sesuatu yang penting. Bukan levelnya berada di bawah penulis dewasa," katanya ketika berbincang dengan detikHOT di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Okky tidak hilang tapi sedang menulis sesuatu yang bisa dinikmati oleh anak-anak. Justru seri novel anak 'Mata' ini hadir karena kesadaran sama, saya multikulturalisme, ngomongin lebih toleran," lanjutnya lagi.
Dengan menulis buku anak, Okky mencoba menerobos genre tersebut.
"Saya tidak berubah atau banting setir. Justru saya bangga sekali akhirnya bisa menulis sebuah karya untuk pembaca anak-anak," tukasnya.
Sebelum seri 'Mata', Okky sukses menerbitkan 5 novel bagi pembaca dewasa dan satu kumpulan cerpen. Novel pertamanya 'Entrok' adalah sebuah epic tentang kehidupan di bawah kekuasaan totalitarian dan militerisme pada zaman Orde Baru di Indonesia.
Karya tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan diterbitkan pada Juli 2013 dengan judul 'The Years of the Voiceless'. Dua novel lainnya, 'Maryam' dan 'Pasung Jiwa' juga diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris masing-masing dengan judul 'The Outcast' dan 'Bound'.
Tonton juga 'Dapat Apresiasi, Okky Madasari Kembali Percaya Diri':
(tia/nu2)