"Formatnya balutan kisah petualangan karena saya mempelajari dan mengingat masa kecil. Kisah anak-anak selalu penuh petualangan, teka-teki, dan yang membuat pembaca bertanya-tanya," ujarnya kepada detikHOT saat menyambangi kantor, belum lama ini.
Okky kembali melanjutkan kisah anak-anak yang terdapat unsur misteri juga menjadi salah satu kelebihan. "Sesuatu yang membuat mereka terasa pergi ke dunia lain. Sebuah cerita yang penuh imajinasi," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lewat 'Mata di Tanah Melus', ia mengajak anak-anak bertualang ke Nusa Tenggara Timur untuk mengenal suku Melus yang telah lama tidak diketahui keberadaannya. Sementara di 'Mata dan Rahasia Pulau Gapi', para pembaca cilik diajak terbang ke Pulau Gapi, di wilayah timur laut kepulauan Indonesia.
Di pulau yang merupakan salah satu pusat dunia di masa lalu tersebut, Okky menceritakan kisah Mata yang menelusuri jejak ilmuwan besar Alfred Russel Wallace ketika menulis surat pada Charles Darwin dari salah satu sudut pulau itu, hingga upayanya untuk menyelamatkan pusaka-pusaka Pulau Gapi.
"Untuk 'Mata di Tanah Melus' saya pergi ke Belu di perbatasan Timor Leste. Untuk yang Rahasia Gapi, saya ke Ternate, dan seri ketiga tentang manusia laut ke orang Bajo, kebetulan dari 3 cerita novel ini berada di Indonesia Timur," cerita Okky bersemangat.
Cerita mengenai Indonesia Timur ini, diakuinya memiliki beberapa alasan. Okky ingin setiap wilayah di Indonesia punya hak yang sama untuk hadir di narasi ke-Indonesia-an.
"Cerita kebanyakan di Jawa, Jakarta, atau ke luar negeri. Kita merindukan cerita-cerita yang ada di ruangan nasional dan untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak. Untuk buku keempat, saya sudah merencanakan untuk menjawab pertanyaan seolah-olah ke Indonesia Timur saja, saya akan menulis 'Mata Pulang ke Tanah Jawa'," katanya.