Dilansir dari berbagai sumber, Haruki Murakami menuturkan dokumentasi berharga tersebut dianggap sebagai tempat pertukaran budaya.
"Proyek arsip ini dimulai awal tahun ketika Haruki Murakami menawarkan untuk menyumbangkan koleksi karyanya yang berkembang pesat selama 40 tahun belakangan ini," ujarnya, Selasa (6/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gara-gara novel 'Norwegian Wood', namanya mulai dikenal dunia sebagai sastrawan muda berbakat. Dalam jumpa pers yang baru digelarnya sepanjang 37 tahun berkarier sebagai penulis, ia mengakui tentang tujuan dari proyek arsip tersebut.
"Saya tidak punya anak untuk merawat mereka dan tidak ingin sumber dayanya tersebar dan hilang ketika saya mati," katanya.
"Saya bersyukur bahwa saya bisa menyimpannya di arsip," lanjut dia lagi.
Arsip awal akan memuat draft novel 'Norwegian Wood' yang ditulis tangan di atas buku catatan saat bepergian ke Eropa, draft terjemahan yang ditulis oleh Raymond Carver, J.D Salinger, dan F.Scott Fitzgerald. Dia pun kerap menerjemahkan novelnya ke dalam bahasa Inggris yang diakui sebagai pekerjaan yang menyenangkan.
"Saya merasakan mengerjekan penerjemahan mampu membantu saya tumbuh, saya mungkin sudah mati kalau hanya tinggal di sastra Jepang," pungkasnya.
Setelah tahap awal pengumpulan arsip Haruki Murakami, di tahun-tahun mendatang ia akan kembali membawa sejumlah arsip. Termasuk koleksi musiknya.
(tia/doc)