Karya palsu Kusama dan seniman Jepang lainnya Takashi Murakami itu dipamerkan mulai pertengahan tahun ini. Sebagian besar pamerannya tidak ada tiket gratis namun ada yang dikenakan tiket dengan banderol $ 10.
Awal bulan ini, penyelenggara pameran menutup pameran di Shanghai setelah menerima peringatan tertulis dari tim hukum Kusama. Namun pameran yang digelar di Changsha masih terbuka untuk umum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yayasan Yayoi Kusama mengatakan semua pameran yang digelar di Cina itu adalah palsu dan tanpa seizin sang seniman.
"Tindakan tersebut adalah pelanggaran serius terhadap hak cipta dan merek Yayoi Kusama. Itu membahayakan kepentingan yayasan," ujarnya dalam sebuah pernyataan seperti dilansir detikHOT dari Guardian, Senin (29/10/2018).
"Ini merupakan tindakan kejahatan dan pemasuan. Bahkan merupakan pelanggaran keji atas orisinalitas dan hak cipta dari Yayoi Kusama. Maka dari itu kami menggugat penyelenggara pameran," tulisnya lagi.
Di pameran tersebut terdapat pemalsuan karya polkadot Yayoi Kusama yang telah mendapatkan pengakuan internasional. Karyanya pernah muncul di Tate Modern, Pompidou Paris, Hirshhorn Museum and Sculpture Garden di Washington dan tahun ini di Museum MACAN Jakarta.
Kasus peniruan terhadap karya Yayoi Kusama sebelumnya pun terjadi di Cina karena ada produksi mainan yang meniru Kumamon, maskot resmi dari Yayoi Kusama. Sementara itu, pengacara seniman Takashi Murakami, Hiroshi Kamiyama yang karyanya pun dicatut sedang mempertimbangkan akan mengugat penyelenggara.
(tia/srs)