Direktur Seni dan Industri Kreatif British Council Indonesia Adam Pushkins menuturkan pihaknya selama hampir 10 tahun membuat ekosistem untuk seniman difabel maupun penyandang disabilitas yang berkarya.
"Kita mencoba membuat ekosistemnya dan ini adalah salah satu alasan jadi prioritas kami. Tidak ada satu negara pun di dunia yang sempurna mampu menyelesaikan permasalahan ini," ujar Pushkins saat jumpa pers, Selasa (9/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hana Madness dianggap Pushkins sebagai salah satu orang yang mendorong berdirinya Festival Bebas Batas. Seniman yang pernah didiagnosa mengidap gangguan bipolar dan skizofrenia ini menambahkan di tahun 2016, ia bersama British Council pernah melakukan pemetaan.
"Tapi alurnya masih bingung. Festival Bebas Batas ini menjadi gong besar bagi UK/ID Festival. Mereka para seniman menjadi percaya diri, kita belajar banyak banget. Saya senang Bebas Batas akan jadi gerbang utama untuk seni disabilitas di Indonesia," pungkasnya.
Bersama James 'the Vacuum Cleaner', Hana berkolaborasi dalam project 'In Chains' yang terinspirasi dari pengalaman penyandang disabilitas mental yang ada di Cianjur, Jawa Barat. Karyanya bakal dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia di ajang Festival Bebas Batas. (tia/dar)