Di tengah peresmian seni bambu 'Getah Getih', Joko menegaskan karyanya bukan patung monumental seperti patung-patung lainnya yang berada di jalan protokol.
"Bukan monumental ya, ini instalasi yang tidak berumur panjang. Kita bisa menggunakan material bambu di ruang yang sangat penting," tutur seniman asal Cimahi di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) Jakarta Pusat, Kamis (16/8/2018)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di tahun 2015, saya ketemu Pak Anies di Jerman, mungkin karena karya bambu saya itu beliau memberikan kesempatan untuk mengolah karya di sini. Karya ini memiliki semangat persatuan seperti yang dipilin di tengah gedung beton," kata Joko.
Karya yang dibuat dalam rangka perayaan 17 Agustus dan Asian Games 2018 ini diakui lulusan ITB ini ruangannya sangat istimewa. Di jalur taman yang dirancang oleh MRT ini tidak ada u-turn dan memang sengaja tidak menjulang tinggi dan tak berskala seperti monumen.
"Taman ini dirancang oleh MRT. Nggak mungkin ada kajian dan blueprint memang sudah disiapkan. Ada urban design dan berbagai pihak juga memikirkan ruang-ruang ini," tandasnya.
Sore ini karya seni bambu 'Getah Getih' diresmikan di kawasan Bundaran Hotel Indonesia. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang meresmikannya.
"Ini project material bambu memang saya sudah bilang cuma kuat 6 bulan dan 6 bulan akan direview. Nantinya katanya akan memberikan kesempatan buat seniman kontemporer di ruang itu dan saya menjadi pilot project-nya," pungkasnya.