Sebelum Novel Haruki Murakami, Ini 5 Sensor dari Otoritas Hong Kong

Sebelum Novel Haruki Murakami, Ini 5 Sensor dari Otoritas Hong Kong

Tia Agnes - detikHot
Senin, 30 Jul 2018 12:45 WIB
Sebelum Novel Haruki Murakami, Ini 5 Sensor dari Otoritas Hong Kong Foto: Istimewa
Jakarta - Novel baru Haruki Murakami 'Killing Commendatore' disensor oleh pemerintah Hong Kong pekan lalu. Novelnya dianggap penuh konten vulgar dan tak senonoh. Setelah pemberlakuan aturan tersebut, sebelumnya otoritas Hong Kong pernah melakukan aturan sensor lainnya.

"Buku Haruki Murakami dianggap menggambarkan konten seks dan digambarkan untuk tujuan yang valid, misalnya mencerminkan perubahan emosi karakter utama bukan untuk membangkitkan kesenangan seksual di kalangan pembaca," ujar dosen sastra modern di Hong Kong Polythechnic University Dr Lee Hoi-lam dilansir dari China South Morning Post, Senin (30/7/2018).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut 5 sensor lainnya yang pernah diberlakukan otoritas Hong Kong:

1. Buku Anak 'And Tango Makes Three'

Awal tahun ini, 10 buku anak-anak yang menampilkan cerita orang tua sesama jenis dan bertemakan LGBT disembunyikan dari perpustakaan Hong Kong. Salah satunya adalah buku 'And Tango Makes Three'.

Buku itu menceritakan tentang dua penguin laki-laki yang jatuh cinta dan membangun keluarga bersama dengan bantuan penjaga kebun binatang. Diterbitkan pada 2005 oleh Simon & Schuster, bukunya dinominasikan oleh sejumlah penghargaan. Namun, Departemen Layanan Hiburan dan Budaya menghapus buku tersebut dari toko-toko publik di Hong Kong.

2. Pertunjukan Hong Kong Ballet

Dalam sebuah pertunjukan pada 2013, Hong Kong Ballet memotong bagian kontroversial di pemutaran perdana 'The Dream of the Red Chamber'. Kolaborasi antara Hong Kong Ballet dan Ballett Dortmund di Jerman itu menggambarkan sejarah Tiongkok saat masa Revolusi Kebudayaan.



Di bagian yang menggambarkan Revolusi Kebudayaan, para penari berpakaian seperti Pengawal Merah dan melambai-lambaikan salinan Buku Merah Kecil milik Mao Zedong. Media melaporkan waktu itu, manajemen senior di Hong Kong Ballet bertemu dengan rekan Jerman dan memutuskan untuk memotong bagian itu karena dianggap politis.

3. Patung 'Naked Man' Antony Gormley

Pada 2014, patung 'Naked Man' karya seniman Inggris Antony Gormley muncul di atap sebuah bangunan di Hong Kong. Berjudul 'Event Horizon', 31 patung fiberglass dan besi itu terbuat dari cetakan tubuh sang seniman.

Sponsor Hongkong Land memutuskan untuk menarik patung dan lantaran hal tersebut menarik perhatian dunia. Perusahaan diyakini telah menarik dukungannya setelah seorang bankir investasi melompat dari puncak rooftop kantor. Setelah protes, proyek ditunda selama setahun.

Otoritas Hong Kong menganggap patung itu sangat buruk kalau dipasang di rooftop bangunan dan dikeluhkan mampu memicu bunuh diri.

4. Pelarangan Model Seksi di Hong Kong Book Fair 2010

Novel Haruki Murakami yang disensor di Hong Kong Book Fair, sebelumnya juga pernah ada kejadian serupa di tahun 2010. Model-model seksi muncul di pameran buku tersebut dan mempromosikan buku-buku yang dijual. Setelah kasus kontroversi tersebut, pemerintah setempat melarang adanya model di acara buku.

"Tahun lalu kami menerima banyak keluhan dari orang tua, kelompok pendidikan, dan agama tentang penampilan dari model palsu tersebut," ujar juru bicara William Cheung.

5. Film 'Beauty and the Beast' Dilarang Tayang

Film Disney itu juga sempat memicu kontroversi di Hong Kong. Kontennya dianggap berisi homoseksual. Sejumlah kelompok mengajukan surat permohonan pada otoritas sensor film di Hong Kong. Kelompok tersebut juga menuturkan film tersebut memasukkan adegan-adegan gay dan lalai mengkritik gaya hidup dengan cara apa pun.


(tia/tia)

Hide Ads