Jadi Street Artist di Negara Perang, Ini yang Ditakutkan Shamsia Hassani

Spotlight

Jadi Street Artist di Negara Perang, Ini yang Ditakutkan Shamsia Hassani

Tia Agnes - detikHot
Selasa, 12 Jun 2018 15:33 WIB
Jadi Street Artist di Negara Perang, Ini yang Ditakutkan Shamsia Hassani Foto: Istimewa
Jakarta - Di negara-negara Barat menjadi seorang street artist, hal yang paling ditakutkan adalah melawan otoritas atau pemerintah setempat. Berbeda dengan negara-negara yang saat ini masih perang saudara.

Termasuk bagi seniman jalanan Shamsia Hassani asal Afghanistan. Kepolisian di sana tidak peduli dengan segala permasalahan di jalanan.

"Di Afghanistan, orang-orang masih terjebak di masa lalu dan belum memperbarui pemikiran mereka. Itu adalah masalah terbesar bagi saya," tuturnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Perempuan kelahiran 1988 itu juga menuturkan masalah kedua yang dihadapinya berkarier sebagai seniman adalah serangan bunuh diri. "Semua orang menghadapi masalah ini tapi tidak spesifik untuk saya."

Ia memberikan contoh ketika ada kasus seorang perempuan bernama Farkhunda Malikzada (27 tahun) yang dituduh membakar Al Qur'an. Perempuan itu sama sekali tidak melakukannya namun mendapatkan hukuman dibunuh dan dibakar di jalanan oleh orang yang tak beradab.

"Sangat sulit untuk mengubah pikiran orang. Masyarakat telah memiliki gagasan lama yang busuk selama beberapa dekade. Saya tidak dapat mengubah semua orang dengan seni saya tapi seni dapat mengubah pikiran orang dan mengubah masyarakat secara positif," pungkasnya.

(tia/tia)

Hide Ads