Pameran bertajuk 'Yayoi Kusama: Life is the Heart of a Rainbow' akan mengajak pengunjung menyelami lebih dalam karier Yayoi sepanjang tujuh dekade. Ya, waktu yang lama untuk seorang seniman yang konsisten dengan pengembangan beragam motif dan berasal dari dunia halusinasinya.
Museum MACAN menjadi lokasi ketiga dari penyelenggaraan setelah Galeri Nasional Singapura dan Queensland Art Gallery | Gallery of Modern Art (QAGOMA). Jika pengunjung sampai di bagian depan Museum MACAN, 'Floating Garden' Entang Wiharso dan 'Dots Obssesions' Yayoi akan menyapa. Bunga tulip raksasa dan dots-dots kuning menyala membuat siapapun tergugah untuk langsung berpose.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Berikut 4 fase kekaryaan Yayoi yang memengaruhi motif polkadot, jaring, sampai labu:
Early Works
Tiba di bagian pertama pameran yakni 'Early Works'. Di sini, karya-karya awal Yayoi dipamerkan untuk pertama kalinya di Indonesia. Lingkungan rumah yang konservatif dan Jepang saat pemulihan pasca peristiwa bom atom Hiroshima dan Nagasaki memengaruhi kekaryaannya.
![]() |
Karya pertama Yayoi dari kertas yang dibuat pada 1950-an turut dipamerkan. Selain itu, juga dipajang karya instalasi 'Narcissus Garden' yang pernah dibawa Yayoi ke Venice Biennale. Karya ini menjadi pembicaraan hangat saat itu lantaran Yayoi menjual satu bola stainless steel seharga 2 dollar dengan tujuan mengkritik pasar seni rupa.
Infinity Nets
Di bagian kedua ada 'Infinity Nets'. Pengunjung akan melihat lukisan di atas kanvas yang penuh dengan jaring-jaring di bagian permukaan. Lukisan yang dibuatnya di New York ini adalah pengembangan dari teknik dan palet yang berwarna-warna semarak.
"Ketidakadaan fokus membawa karya ini revolusioner. Yayoi Kusama mengabaikan komposisi yang baku," ujar Asri Winata, asisten kurator pameran saat media tour pameran 'Yayoi Kusama: Life is the Heart of a Rainbow' pada Senin (7/5/2018).
![]() |
Di masa ini pula, banyak kritikus yang mengkritik lukisan Yayoi karena membawa pada pendekatan arah baru. Yakni abstrak ekspresionisme. "Selain karya 2 dimensi, Yayoi juga mengaplikasikan ke bidang 3 dimensi," tutur Asri.
Di bagian ini juga terdapat satu ruangan khusus 18 tahun ke atas dan dilarang dijepret. Ruang ini berisikan dokumentasi dan foto-foto hasil performans Yayoi di periode 1960 hingga 1970-an di AS dan Eropa. Di masa itu, Yayoi kerap menggelar happening arts yang menghebohkan publik.
Experiments in Japan
Berlanjut ke bagian ketiga, sepeninggal dari New York ia kembali ke kampung halamannya pada 1973. Yayoi berkarya di Jepang sampai sekarang.
"Yayoi Kusama memutuskan untuk pindah ke rumah sakit jiwa, yang berada di seberang studio seninya. Di periode ini, ia mengalami perkembangan lagi," lanjut Asri.
Di bagian ini, Yayoi bereksperimen dengan sentuhan teknik kolase dan seni grafis. "Di sini hal yang paling ikonik yang berubah adalah perkembangan skala dan warnanya."
My Eternal Soul
Menuju fase terakhir, karya Yayoi tak lagi menampilkan corak dan motif yang nyentrik maupun berwarna-warni. Di bagian ini, setiap hari Yayoi selalu melukis dan mengerjakan proyeknya yang berjudul 'My Eternal Soul'. Dimulai pada 2009, lukisannya sudah mencapai 500 dan 24 di antaranya dipamerkan di Museum MACAN.
![]() |
Di seri lukisan ini lebih banyak menampilkan simbol figuratif, sosok perempuan, alien, dan lain-lain. Meski motif polakdot, bentuk morfologis-biologis masih terdapat di bagian ini.
"Awalnya Yayoi membuatnya sebagai sketsa dan dipajang di MORI Art Museum. Tapi ternyata karyanya kembali dibicarakan dan ia tetap mengerjakan seri ini sampai sekarang. Di sini ia menggabungkan antara figuratif dan abstrak," jelas Asri.
Di antara keempat fase tersebut, jangan lupa untuk masuk ke dalam karya seni instalasi ikonik Yayoi. Termasuk 'The Obliteration Room' yang berwarna putih dan mengajak pengunjung untuk menempel stiker bulat di setiap sudut. Siap untuk 'obliterate''?
![]() |
Di bagian akhir pameran, ada 'Infinity Mirrored Room-Brilliance of the Souls' yang sebelumnya hadir di pameran perdana Museum MACAN. Serta video Yayoi yang sedang bernyanyi.
Tertarik menyelami lebih dalam pameran Yayoi Kusama? Ada empat fase Yayoi yang dipajang di eksibisi tersebut. Pameran dibuka untuk umum pada 12 Mei dan berlangsung hingga 9 September 2018. Tiketnya dibanderol Rp 100 ribu (dewasa), Rp 90 ribu (pelajar), dan Rp 80 ribu (anak-anak).
(tia/tia)