Sejak kecil, Yayoi senang menggambar dan ingin menjadi seorang seniman. Namun kehidupan Jepang pasca pemulihan peristiwa bom atom Nagasaki dan Hiroshima serta keluarga yang konservatif membuat Yayoi mengurungkan niatnya.
Terlebih lagi penyakit Rijinsho yang diderita Yayoi membuat alam sadarnya penuh halusinasi. Ia kerap melihat di sekitarnya penuh bintik-bintik beragam warna yang kemudian membesar. Halusinasinya pun kerap membesar. Peristiwa tersebut disebut Yayoi sebagai 'serangan'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terkadang saat terjadi serangan, Yayoi melihat motif di taplak meja meluas dan merambat ke seluruh ruangan. Sampai membenamkan dirinya. Halusinasi itu terjadi di banyak ruangan," tutur asisten pameran 'Yayoi Kusama: Life is the Heart of Rainbow' Asri Winata di Museum MACAN Jakarta pada Senin (7/5/2018).
![]() |
Terkadang pula, halusinasi tersebut pun kerap direkam Yayoi. Ia ingin mengetahui apa yang terjadi saat 'serangan' terjadi lalu mengubahnya menjadi karya seni yang ikonik.
Ketertarikan Yayoi pada dunia seni bermula dari seni lukis Jepang saat masih tinggal di Jepang. Yayoi pun beralih ke gaya Barat. Ia mulai terpengaruh oleh karya perupa Amerika bernama Georgia O'Keefe. Saat hijrah ke AS pula, ia mempelajari seni rupa lebih dalam lagi.
"Dari Georgia O'Keefe itulah Yayoi berani pindah ke AS pada 1957," tutur Asri.
Di AS pula, gaya dan teknik Yayoi berkembang pesat. Di bagian 'Infinity Nets' yang ada dalam pameran 'Yayoi Kusama: Life is the Heart of Rainbow' juga dijelaskan, seri tersebut berkembang dengan perspektif dan gaya yang tak beraturan. 'Infinity Nets' mendapat perhatian khusus di pameran tunggal Yayoi di Brata Gallery, New York, pada Oktober 1959.
Di eksibisi solonya, ada 5 lukisan putih di atas hitam yang salah satunya terbentang memenuhi bidang dinding. Pendekatan ini melahirkan arah baru yang dikenal dengan ekspresionisme abstrak.
![]() |
Setelahnya, karya-karya Yayoi Kusama keliling ke berbagai negara. Eksplorasinya pun lebih jauh lagi, khususnya dalam karya seni instalasi 'The Obliteration Room' yang mengajak pengunjung bebas memasang stiker.
Halusinasi dan 'serangan' gangguan mental yang dialami Yayoi kini 'mengintervensi' Jakarta. Lebih dari 130 karya Yayoi untuk pertama kalinya dipamerkan di Indonesia.
Pameran 'Yayoi Kusama: Life is the Heart of a Rainbow' dibuka pada 12 Mei - 9 Mei 2018 di Museum MACAN Jakarta. Jangan sampai ketinggalan ya.
(tia/tia)