Antara seni visual dan buku, Lala menuturkan mengenai dua hal tersebut.
"Di satu titik saya berpikir, berkarya visual itu punya dua platform. Berpameran di galeri dan berpameran di dunia digital. Tidak ada yang salah dengan dua platform tersebut, keduanya sama-sama punya ruang dan waktu," tutur Lala ketika ditemui di 2Madison Eatery Kemang, Jakarta Selatan, akhir pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kalau lewat galeri seni, tak banyak publik yang bisa mengakses ke lokasi tersebut. "Di digital juga susah fokus dengan satu karya," kata lulusan Arsitektur Universitas Parahyangan tersebut.
Lewat bukulah, Lala berharap karyanya lebih bisa diakses oleh siapapun. Sebelum menjadi seniman pun, ia ingin berprofesi sebagai penulis.
"Secara natural, buku menjadi platform yang bisa mengekspresikan karya gue," kata perempuan kelahiran Makassar.
Pada 30 April mendatang, karya terbaru Lala yang berjudul 'The Book of Questions' segera terbit di toko-toko buku Tanah Air. Bukunya secara resmi akan diluncurkan di ajang Makassar International Writers Festival (MIWF) 2018.
Simak artikel berikutnya ya.