Dalam buku 'The Book of Questions' memuat 500 pertanyaan yang mengharapkan kejujuran dari penjawabnya. Buku yang tergolong playbook ini cocok dimainkan bersama teman-teman terdekat untuk saling mengenal dan mengeksplorasi hal-hal yang tidak terpikirkan sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika bukunya saya bawa ke Makassar International Writers Festival yang saat itu dimoderatori oleh Aan Mansyur, mengajak pengunjung untuk bermain. Efeknya wow banget," tutur Lala ketika ditemui di 2Madison Eatery Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (21/4/2018).
![]() |
"Banyak juga yang nanya, kok bukunya tidak dijual sih, apa dijual tapi kita nggak tahu. Saat itu pertanyaannya lebih beda dari yang sekarang. Dari situ ada pemantik untuk menerbitkan," lanjut Lala lagi.
Saat sesi playdate yang berlangsung hampir dua jam lamanya, Lala mengajak 24 partisipan untuk bermain. Caranya cukup mudah, setiap partisipan memegang buku dan mengeluarkan energi dari dalam tubuh. Lalu secara acak memilih halaman yang diinginkan.
Di halaman tersebut ada pertanyaan yang keluar dan harus dijawab dengan sejujurj-jujurnya. "Setiap manusia itu kayak bawang, ada banyak layer-nya. Mungkin yang dikeluarkan layer sekian, mungkin juga banyak yang masih dipendam," kata perempuan yang juga berprofesi sebagai seniman visual.
Lewat buku ini, Lala ingin mengajak para pembaca untuk jujur terhadap diri sendiri. Kalaupun bermain sendirian, 'The Book of Questions' bisa memberikan jeda buat diri gue sendiri," tutur lulusan Arsitektur Universitas Parahyangan Bandung.
'The Book of Questions' segera ada di toko buku pada 30 April. Serta bakal diluncurkan di ajang Makassar International Writers Festival atau MIWF pada 5 Mei 2018. (tia/wes)