Mengenal Lebih Dalam Pramoedya Ananta Toer Lewat 'Namaku Pram'

Mengenal Lebih Dalam Pramoedya Ananta Toer Lewat 'Namaku Pram'

Tia Agnes - detikHot
Jumat, 20 Apr 2018 16:41 WIB
Mengenal Lebih Dalam Pramoedya Ananta Toer Lewat 'Namaku Pram' Foto: Titimangsa Foundation
Jakarta - Tak berhenti menulis adalah ungkapan yang tepat disematkan pada sosok sastrawan Pramoedya Ananta Toer. Tujuh dekade semasa hidupnya, pria kelahiran Blora itu telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam 42 bahasa.

Dikenal sebagai seorang penulis yang produktif dan berkali-kali dinominasikan di Nobel Sastra, tak banyak yang mengetahui sisi lain dari Pram. Lewat pameran 'Namaku Pram: Catatan & Arsip' yang diselenggarakan oleh Titimangsa Foundation dan Dia.Lo.Gue mengungkapkan secara lengkap manuskrip bersejarah Pram.

Dibagi menjadi 8 bagian, saat memasuki Dia.Lo.Gue Kemang pengunjung mendapati dinding perjalanan hidup Pram dari kecil sampai wafat pada 2006. Sepanjang timeline, terdapat fakta-fakta seperti hadiah mesin tik saat Pram di Pulau Buru sampai kegemaran Pram membakar sampah usai bebas dari bui.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Mengenal Lebih Dalam Pramoedya Ananta Toer Lewat 'Namaku Pram'Mengenal Lebih Dalam Pramoedya Ananta Toer Lewat 'Namaku Pram' Foto: Titimangsa Foundation


Di ruang yang sama ada bagian kedua yakni Ruang Catatan dan Arsip yang terdiri dari 6 meja. Setiap arsip dan naskah tua Pram disimpan di dalam meja kaca. Perhatikan baik-baik di setiap meja, karena ada naskah langka yang diperlihatkan pada publik untuk pertama kalinya.

Saat berada di Pulau Buru, Pram diketahui tengah menulis dan menyusun ensiklopedi Indonesia. Yakni Ensiklopedi Citra Indonesia dan Geografi Indonesia. Dalam salah satu lembaran tua yang sudah menguning, dengan tulisan mesin tik Pram menulis telah membuat Yayasan Ensiklopedi Citra Indonesia di Pulau Buru.

Lembaran ensiklopedi yang dipajang berasal dari kertas semen, kertas biasa, dan kertas semen A5. Ada juga tas dan kaos putih yang dipakai Pram saat pergi dari Pulau Buru dan buku memoar 'Nyanyi Sunyi Seorang Bisu'. Jangan lewatkan setiap surat-surat yang dikirimkan Pram pada keluarga dan sebaliknya di ruang yang sama.

Tiba di bagian ke-3 yang berada agak menyempil, ada Ruang Video yang berisi hasil wawancara keluarga dan mereka yang mengenal Pram.

Mengenal Lebih Dalam Pramoedya Ananta Toer Lewat 'Namaku Pram'Mengenal Lebih Dalam Pramoedya Ananta Toer Lewat 'Namaku Pram' Foto: Tia Agnes/ detikHOT


"Saya suka sekali dengan Nyai Ontosoroh. Kita akan berjuang dengan sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya, dan itu yang menjadi prinsip saya," tutur Rieke Diah Pitaloka dalam penggalan video.

Di tiga bagian tersebut, pengunjung dilarang memotret menggunakan ponsel maupun kamera apapun. Tiba di bagian ke-4 ada dinding memorabilia yang didedikasikan untuk Pram. Dinding yang berada di ruang kafe itu menambah semarak visual pameran 'Namaku Pram'.



Berlanjut ke bagian ke-5 ada Kamar Kerja Pram yang bebas dipotret pengunjung. Ada mesin tik tua, telepon dan mesin fax, meja kerja, sampai kursi kerja Pram.

Mengenal Lebih Dalam Pramoedya Ananta Toer Lewat 'Namaku Pram'Mengenal Lebih Dalam Pramoedya Ananta Toer Lewat 'Namaku Pram' Foto: Tia Agnes/ detikHOT


"Dalam kata-kata kerabat terdekatnya, Pram adalah orang yang tidak pernah berhenti bekerja. Kerja adalah hidupnya dan hidupnya adalah untuk kerja; bagi kemanusiaan, bagi keadilan, bagi negaranya, dan bagi masa depan yang lebih baik," tulis keterangan karya.

Di bagian ke-6 ada Sketsa Bakar Sampah. Sketsa menjadi kegiatan rutin Pram. Di ruang yang sama, kumpulan buku karya-karya Pram yang terdapat di bagian ke-7 juga dipajang. Di bagian belakang galeri dihiasi oleh 'Taman Kata-kata' yang memuat kutipan bersejarah Pram.

Ditulis di atas kain putih sepanjang dua meter, Taman Kata-kata bisa menjadi lokasi selfie maupun wefie bagi para Instagrammable. Jika ingin berkeliling setiap karya dan manuskrip bisa menghabiskan waktu satu jam lamanya.

Mengenal Lebih Dalam Pramoedya Ananta Toer Lewat 'Namaku Pram'Mengenal Lebih Dalam Pramoedya Ananta Toer Lewat 'Namaku Pram' Foto: Tia Agnes/ detikHOT


Saat pembukaan pameran pada Kamis (19/4/2018), putri Pram Astuti Ananta Toer mengaku takjub dengan desain dan hasil jadi pameran 'Namaku Pram'. "Pertama kali datang ke sini saya tertegun, saya merasa aduh.. Pameran ini bagus sekali untuk Pram," tuturnya.

Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid yang hadir juga mengagumi pameran 'Namaku Pram'. Di antara manuskrip, yang paling membuatnya terkenang adalah surat-surat untuk keluarga.

"Kalau cerita tentang pengarang besar kan tentang pemikirannya dan kemampuan menulis. Kadang kita juga lupa bahwa sejatinya dia juga manusia, punya keluarga dan masalah-masalahnya. Cerita yang muncul di surat tentang sakit, sekolah, itu justru yang sangat bermakna buat saya," pungkasnya.



Pameran 'Namaku Pram: Catatan & Arsip' dibuka 17 April hingga 20 Mei 2018 di Dia.Lo.Gue Kemang, Jakarta Selatan.



Simak video lainnya di 20Detik:

(tia/tia)

Hide Ads